Tangkis Serangan Iran, Militer AS Klaim Tembak Jatuh Ratusan Rudal IRGC yang Masuk ke Israel
Pejabat senior Gedung Putih Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan dua kapal perusak Angkatan Laut AS menembakkan pencegat ke rudal Iran
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat (AS) mengklaim telah menembak jatuh ratusan rudal-rudal balistik Iran yang ditembakkan ke Israel pada hari Selasa (1/10/2024) dini hari waktu setempat.
Dalam jumpa pers Pentagon, pejabat senior Gedung Putih Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan dua kapal perusak Angkatan Laut AS berhasil menembakkan pencegat ke rudal-rudal Iran.
Tidak disebut lebih lanjut jumlah rudal yang berhasil ditembak jatuh. Namun Gedung Putih menyebut serangan rudal Iran itu telah "dikalahkan dan tidak efektif".
"Kapal penghancur Angkatan Laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan (rudal) pencegat untuk menembak jatuh rudal-rudal yang datang," ucap penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengutip BBC International.
"Serangan itu tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif. Dan ini merupakan bukti kemampuan militer Israel dan militer AS," imbuhnya.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Militer Israel, mengatakan telah berhasil mencegat 180 rudal yang ditembakkan Iran.
Meski telah berhasil dicegat, namun menurut informasi yang beredar ada beberapa rudal Iran yang mengenai wilayah Israel selatan dan tengah.
Mencegah eskalasi yang meluas, Penasihat keamanan AS, Jake Sullivan, mengatakan bahwa Iran akan segera mendapat konsekuensi berat akibat serangan yang dilakukan ke Israel.
Sejauh ini Sullivan tidak merinci konsekuensi apa saja yang akan diterima Iran imbas serangan tersebut.
Namun, ia tetap menyatakan dukungan AS terhadap Israel untuk melakukan serangan balasan kepada Iran.
Sirine Israel Meraung
Baca juga: Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Gaza
Sirene peringatan kembali berbunyi di penjuru Israel termasuk di Yerusalem, tepat setelah adanya luncuran proyektil dari Lebanon.
Memicu kepanikan hingga militer setempat mendesak penduduk Israel wilayah selatan dan tengah untuk segera memasuki ruang perlindungan sampai instruksi lebih lanjut diberikan.
Sejauh ini pemerintah Israel tak mengungkap apakah ada korban jiwa akibat serangan roket Iran, akan tetapi media lokal Yedioth Ahronoth melaporkan kerusakan parah terlihat di wilayah Tel Aviv utara akibat serangan rudal menghantam wilayah pergedungan.
Sementara layanan darurat Israel mengatakan bahwa tiga orang terluka oleh rudal Iran di Tel Aviv.
Mengantisipasi terjadinya serangan serupa Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengumumkan pengerahan sekitar 13.000 relawan darurat di seluruh negeri.
Netanyahu Ngamuk, Ancam Balas Iran
Merespon serangan Iran Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan menyerang balik Iran, membuat Teheran membayar perbuatannya.
"Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya," kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan, sebagaimana dilansir The Straits Times.
"Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka,” tegasnya.
Kecaman serupa juga dilontarkan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Baca juga: Bela Netanyahu, AS Peringatkan Proksi Iran agar Tak Ikut Campur dalam Konflik Israel vs Hizbullah
Gallant berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam, berjanji akan menghukum Iran atas serangan itu.
"Iran belum belajar dari pelajaran sederhana, mereka yang menyerang negara Israel, akan membayar harga yang mahal," kata Gallant.
Terpisah, Korps Garda Revolusi Iran mengatakan serangan rudal yang sedang berlangsung terhadap Israel merupakan respons atas pembunuhan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah minggu lalu serta pembunuhan pemimpin Hamas.
"Sebagai respons atas tewasnya (pemimpin Hamas) Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah dan (komandan Garda) Nilforoshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan (Israel)," kata Garda dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita Fars.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)