7 Fakta Serangan Iran ke Israel: Iron Dome Bobol, Sikap AS, Seberapa Besar Skala Serangan?
Simak 7 Fakta serangan Iran ke Israel, mulai dari Iron Dome bobol, Sikap AS hingga seberapa besar skala serangan Iran ke Israel dalam artikel ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perang di Timur Tengah semakin melebar.
Iran meluncurkan sedikitnya 180 rudal balistik ke wilayah Israel pada Selasa (1/10/2024) kemarin.
Itu adalah serangan kedua Iran terhadap Israel tahun ini, setelah negara tersebut meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone pada April 2024 kemarin.
Manuver ini dilakukan Iran setelah Israel masih terus menyerang Palestina dan Lebanon untuk menumpas Hamas dan Hizbullah, dua milisi pro Iran di masing-masing wilayah.
Militer Israel mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat, tetapi sejumlah kecil menghantam Israel bagian tengah dan selatan.
Satu-satunya orang yang dilaporkan tewas adalah seorang pria Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Berikut ini fakta-fakta terkait serangan Iran ke Israel, yang telah Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Apa yang terjadi?
Dikutip dari CNBC, rincian pasti operasi Iran masih belum jelas, tetapi Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal tersebut ditujukan ke target militer dan keamanan vital di Israel.
IRGC kemudian mengatakan bahwa serangannya ditujukan secara khusus ke tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv.
"Serangan itu, yang disertai dengan serangan siber skala besar, juga menggunakan rudal balistik hipersonik Fatah baru milik Iran untuk pertama kalinya," menurut media pemerintah Iran.
Baca juga: Pengantin Baru Israel Rayakan Pernikahan di Bungker Hindari Rudal Iran
IRGC juga mengatakan bahwa 90 persen proyektil yang ditembakkan mengenai sasarannya atau mampu menembus sistem pertahanan Iron Dome.
2. Pembalasan atas kematian Hassan Nasrallah dan Abbas Nilforoushan
IRGC mengatakan serangan hari Selasa itu merupakan respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, kepala kelompok Hizbullah Lebanon, dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan minggu lalu di Beirut.
Ini juga merupakan balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa serangan itu merupakan respons tegas terhadap agresi Israel.
"Beri tahu Netanyahu bahwa Iran tidak mencari perang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun," tulisnya.
"Jangan terlibat konflik dengan Iran."
3. Netanyahu murka
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Iran telah 'membuat kesalahan besar' dan 'akan membayarnya'.
Utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan negara itu 'akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga Israel'.
"Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya kepada masyarakat internasional, setiap musuh yang menyerang Israel harus menghadapi respons yang keras," tulis Danon di media sosial.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Israel sepenuhnya siap untuk mempertahankan diri dan membalas serangan Iran, dan menekankan bahwa hal itu akan dilakukan 'pada waktu yang tepat'.
4. Sikap AS
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menjanjikan dukungan kuat untuk Israel.
Presiden Joe Biden mengatakan bahwa negaranya 'sepenuhnya, sepenuhnya, dan sepenuhnya mendukung Israel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller mengatakan Washington akan mendukung rakyat Israel pada saat kritis ini.
Pentagon juga mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Israel Yoav Gallant telah membahas konsekuensi berat bagi Iran jika negara itu melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel.
Pentagon tidak mengatakan apa konsekuensinya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan militer Amerika 'berkoordinasi erat' dengan mitranya dari Israel untuk menembak jatuh proyektil tersebut.
"Kapal perusak angkatan laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang datang," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
"Singkatnya, berdasarkan apa yang kita ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif," katanya.
Baca juga: Diplomasi Memanas, Israel Blacklist Sekjen PBB di Tengah Konflik dengan Iran
5. Apa yang akan terjadi kemudian?
Raed Jarrar, direktur advokasi di lembaga pemikir DAWN yang berbasis di AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Timur Tengah kini berada dalam 'perang regional berskala penuh' yang tidak akan berakhir tanpa perubahan kebijakan Washington.
"Ini tidak akan berhenti tanpa AS bersikap tegas dan berkata, 'Kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel,'" katanya.
Omar Rahman, seorang peneliti di Middle East Council on Global Affairs, mengatakan 'tidak diragukan lagi' bahwa Israel akan merespons. Ia menyebut pembalasan ini akan memicu perang besar.
"Israel telah mencoba mengundang perang ini melalui tindakannya selama beberapa bulan terakhir. Israel mampu melakukan penghancuran besar-besaran, seperti yang kita lihat di Lebanon," ucapnya.
"Israel mampu melakukan tindakan intelijen besar-besaran dan melancarkan perang yang benar-benar menghancurkan. Iran, menurut saya, telah mencoba menghindarinya, tetapi negara itu sedang menuju semacam perang dengan Israel."
Adapun Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa serangan rudalnya terhadap Israel telah selesai kecuali ada provokasi lebih lanjut.
6. Seberapa besar skala serangan Iran?
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan itu melibatkan lebih dari 180 rudal, yang sesuai dengan laporan media pemerintah Iran yang mengatakan bahwa sekitar 200 rudal diluncurkan.
AS mengatakan serangan itu hampir dua kali lipat dari apa yang terjadi pada bulan April.
Sirene dibunyikan saat seluruh 10 juta penduduk Israel diperintahkan untuk menuju tempat perlindungan bom sekitar pukul 19:30 waktu setempat (16:30 GMT) pada hari Selasa.
Video media sosial yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan rudal terbang di atas kota-kota padat penduduk Tel Aviv dan Yerusalem kurang dari 15 menit kemudian.
Ledakan terdengar di udara saat pertahanan udara mencegat rudal yang datang.
Rekaman itu juga menunjukkan beberapa rudal menghantam area sekitar pangkalan udara Nevatim di gurun Negev dan markas besar badan mata-mata Mossad di dekat Tel Aviv.
"Ada sejumlah kecil serangan di pusat Israel, dan beberapa serangan lainnya di Israel selatan," kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari.
"Mayoritas rudal yang masuk dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat."
Media pemerintah Iran mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang mengatakan rudal tersebut menghantam pangkalan udara Nevatim, Hatzerim dan Tel Nof, serta tank-tank Israel di Netzarim - referensi ke koridor militer Israel di Gaza tengah - dan instalasi gas di kota selatan Ashkelon.
Kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan Iran untuk pertama kalinya menggunakan rudal hipersonik Fattah yang diklaimnya "tidak dapat dicegat", serta rudal balistik Emad dan Qadr.
7. Apakah rudal itu dihentikan oleh Iron Dome?
IDF belum memberikan perincian tentang bagaimana rudal itu dicegat, selain mengatakan bahwa pasukan Israel dan pimpinan AS terlibat.
Ia juga tidak menyebutkan secara pasti berapa banyak rudal yang ditembak jatuh atau mendarat.
IDF sebelumnya mengklaim bahwa 99 persen proyektil Iran yang diluncurkan dalam serangan bulan April berhasil dicegat.
Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, yang paling terkenal adalah Iron Dome.
Sistem ini dirancang untuk mencegat roket jarak pendek seperti yang ditembakkan oleh Hamas dan Hizbullah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)