Bagaimana Cara Israel Balas Serangan Rudal Iran? Israel Pertimbangkan Serang Fasilitas Minyak Iran

TRIBUNNEWS.COM- Israel sedang mempertimbangkan untuk melakukan “balasan yang signifikan” terhadap Iran atas serangan rudalnya di wilayah Israel, termasuk potensi serangan terhadap infrastruktur strategis Iran seperti situs minyak, gas, dan nuklir.

Setelah Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke sejumlah target di Israel pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa “Iran telah membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya”, seraya bersumpah bahwa “siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerang mereka”.

Pembalasan semacam itu mungkin tidak akan lama lagi terjadi, karena Netanyahu telah mengadakan pertemuan dengan kepala keamanan Israel di markas besar militer di Tel Aviv hari ini untuk membahas masalah tersebut.

Menurut outlet berita Axios , yang mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, pertemuan itu berakhir dengan kesepahaman bahwa Israel akan menanggapi serangan itu secara militer tetapi tanpa merinci bagaimana cara melakukannya, sehingga pilihannya tetap terbuka dan fleksibel.

Laporan itu menyatakan, bagaimanapun, bahwa rencana yang mungkin dapat mencakup serangan terhadap infrastruktur energi penting Iran, seperti rig minyak dan gasnya, atau dengan serangan langsung terhadap situs nuklirnya.

Serangan semacam itu terhadap fasilitas minyak Iran tampaknya dapat menghancurkan perekonomian negara itu, karena Teheran adalah produsen minyak terbesar ketiga di antara negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sangat bergantung pada ekspor energinya.

Mengenai metode apa pun yang akan digunakan Israel dalam pembalasannya, ada juga kekhawatiran signifikan atas respons Iran selanjutnya. Seperti yang dikatakan seorang pejabat Israel kepada Axios ,

"Kami memiliki tanda tanya besar tentang bagaimana Iran akan menanggapi serangan, tetapi kami mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka akan melakukan segala cara, yang akan menjadi permainan yang sama sekali berbeda".

SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR