Aksi 'Nyeleneh' MIliter Ukraina, Ubah Tank Leopard 2A6 Jerman Jadi Mobil Derek Tank T-72 Era Soviet
Manuver ini terlihat cukup pintar, namun menarik Tank T-72 dengan Tank Leopard 2A6 datang dengan serangkaian tantangan tersendiri.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Misalnya, selama pengiriman tank Leopard 1 dari Jerman, sepuluh dikembalikan karena "masalah teknis serius" yang ditemukan di Polandia, berpotensi berasal dari perbaikan yang tidak memadai, kurangnya teknisi terlatih, atau sekadar masalah usia rantai penggerak.
Produksi tank Leopard dan pemeliharaannya membutuhkan keahlian khusus.
Selama bertahun-tahun, banyak tank tidak hanya melewatkan upgrade yang dibutuhkan tetapi juga dioperasikan dalam kondisi yang melemahkan efektivitas mereka.
Leopard 1, yang dirancang pada 1960-an dan terakhir diperbarui pada 1990-an, akhirnya dipensiunkan oleh Jerman.
Keadaan seperti itu menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas perbaikan Ukraina, terutama mengingat kekurangan suku cadang dan sumber daya teknologi yang mempersulit upaya ini.
Para ahli menegaskan kalau perbaikan yang buruk tidak hanya memberikan hasil di bawah standar — mereka dapat mengganggu kinerja tank.
Sangat penting untuk mengakui bahwa sebagian besar tank yang saat ini sedang diperbaiki telah dikirim ke Lithuania, di mana industri pertahanan Jerman membangun fasilitas dukungan teknis.
Strategi ini sangat penting untuk mencegah masalah tambahan dan mempertahankan kesiapan peralatan untuk pertempuran.
"Dengan demikian, mencoba memperbaiki tank canggih secara tidak kompeten tidak hanya salah arah tetapi berbahaya," ulas situs tersebut menggambarkan tindakan asal-asalan Ukraina terhadap alat-alat tempurnya.
"Ini membahayakan tidak hanya mesin tetapi juga kehidupan mereka yang mengoperasikannya di garis depan," tambah ulasan tersebut.
"Memastikan pemeliharaan top-notch dan menumbuhkan lingkungan pelatihan yang tepat untuk mekanik sangat penting bagi Ukraina untuk menegakkan kekuatan militernya selama konflik yang sedang berlangsung ini."
Invasi Rusia ke Ukraina Pada 2022
Pada 21 Februari 2022, Rusia menyatakan bahwa fasilitas perbatasannya diserang oleh pasukan Ukraina, yang mengakibatkan kematian lima prajurit Ukraina.
Namun, Ukraina dengan cepat membantah tuduhan ini, menyebut mereka sebagai operasi 'bendera palsu'.
Dalam sebuah langkah penting pada hari yang sama, Rusia mengumumkan secara resmi mengakui negara-negara bagian yang memproklamirkan diri, Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, untuk pisah dari Ukraina.