Jabalia Mencekam Lagi dalam Kegelapan, IDF Satroni Eks Kamp Pengungsi Was-Was Gerakan Perkuat Hamas
Pasukan darat Israel IDF kembali ke Jabalia untuk memburu Hamas yang disebut memperkuat diri untuk terbentuk di tengah konflik Timur Tengah
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan darat Israel kembali ke Jabalia pada Minggu (6/10/2024).
Mereka bertujuan mencegah Hamas menyusun kembali pasukannya di distrik Jalur Gaza utara.
Tank dan pasukan dari Divisi ke-162 Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerbu kota itu di bawah kegelapan malam saat IDF mengeluarkan instruksi baru kepada warga sipil Palestina di daerah itu untuk mengungsi ke selatan menuju zona kemanusiaan yang diperluas.
Tiga tentara Israel terluka dalam bentrokan dengan militan Palestina, yang juga menembakkan dua roket melintasi perbatasan menuju Kota Ashkelon di Israel.
Hal ini membuat penduduk berlarian ke tempat perlindungan bom tetapi tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, seperti diberitakan FDD.
IDF mengatakan ada indikasi intelijen tentang persiapan Hamas untuk berkumpul di daerah Jabalia atau Jabalya guna melakukan peluncuran roket lintas batas, penyergapan terhadap pasukan IDF, dan upaya untuk menembus wilayah Israel.
Israel bersiap menghadapi kemungkinan upaya warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza utara — daerah strategis yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Hamas — untuk kembali secara massal pada peringatan serangan brutal organisasi itu ke Israel.
Serangan pada 7 Oktober 2023 memicu perang multi-front saat ini terhadap negara Yahudi yang diarahkan oleh Republik Islam Iran.
“Israel mengatakan sejak awal bahwa kampanye kontra-teroris di Gaza akan menggerogoti kemampuan dan keinginan Palestina untuk melawan dengan serangan berulang. Ada indikasi bahwa Israel mungkin akan kembali ke Gaza utara untuk jangka panjang guna akhirnya mengusir teroris Hamas dan mengambil alih distribusi makanan dan bantuan kepada warga sipil,” ujar pakar militer Mark Dubowitz.
“Upaya Hamas untuk mengorganisasi pasukan di Jalur Gaza utara bukanlah perkembangan yang tidak terduga. Karena alasan inilah pejabat pemerintah Israel sebelumnya telah memperingatkan bahwa mungkin diperlukan waktu yang lama untuk menghilangkan kemampuan Hamas untuk menjadi pasukan tempur yang efektif dan terorganisasi," kata analis Riset Senior dan editor di Jurnal Perang Panjang FDD, Joe Truzman.
"Sementara itu, rintangan signifikan yang harus dihadapi Israel adalah menjaga Hamas dan sekutunya di Gaza agar tetap terkendali sambil secara bersamaan mengelola konflik yang meningkat di bidang lain.”
Baca juga: Awas Menuju Setahun Tragedi 7 Oktober, Intelijen Jerman setara FBI Peringatkan Hilir Antisemitisme
26 Tewas
Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Minggu, serangan Israel terhadap sebuah masjid yang diubah menjadi tempat perlindungan di pusat Deir al-Balah menewaskan 26 orang.
"Jumlah martir yang dibawa ke rumah sakit akibat pendudukan yang menargetkan orang-orang yang mengungsi di sekolah Ibn Rushd dan masjid Martir Al Aqsa mencapai 26, dengan 93 lainnya terluka," kata kementerian kesehatan, dikutip dari Gulf Times.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 20 orang lainnya telah tewas sejak Sabtu malam di Gaza utara, setelah tentara mengirim tank ke daerah-daerah di sana untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.