Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Barat Mulai Berubah, Tak Mampu Usir Rusia dari Donbass, Minta Zelensky Rasional

Sebelumnya sejumlah pemimpin Barat juga menyatakan hal serupa. Kanselir Jerman, Olaf Scholz dalam pernyataannya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Barat Mulai Berubah, Tak Mampu Usir Rusia dari Donbass, Minta Zelensky Rasional
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina/Strana
Situasi di garis depan pertempuran di Donetsk, Ukraina timur 

 

TRIBUNNEWS.COM -- Para 'dewa perang' yaitu politisi di Amerika Serikat yang berpikiran menghentikan perang Rusia-Ukraina hanya dengan mengalahkan Moskow dengan senjata nampaknya mulai berubah.

Kini 'koridor Kiev' mulai condong mengutamakan negosiasi untuk menghentikan pertempuran yang ternyata justru merugikan Ukraina.

Media AS, Financial Times menulis bahwa sejumlah pejabat Barat pun mulai berubah pikiran dari tekad menyelesaikan perang dengan mengusir Rusia dari Donbass, ukraina timur kini berubah menjadi pengakuan wilayah yang direbut Rusia.

Baca juga: Rusia Kembali Serang Ukraina, Putin Diberi Ucapan Ulang Tahun: Tuhan Selamatkan Tsar!

"Peluang terbaik untuk masa depan adalah penyelesaian yang dinegosiasikan yang mempertahankan sebagian besar negara," kata artikel itu.

Sebelumnya sejumlah pemimpin Barat juga menyatakan hal serupa. Kanselir Jerman, Olaf Scholz dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, bahwa perdamaian dengan negosiasi sudah mendesak dilakukan.

Baru-baru ini Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg juga mengatakan bahwa wilayah yang telah direbut Rusia akan sulit untuk dikembalikan.

Berita Rekomendasi

Stoltemberg meminta agar Presiden Volodymyr Zelensky mulai berpikir rasional untuk negosiasi dan mengakui sebagian wilayahnya hilang dan berpindah ke Rusia.

Wilayah tersebut adalah Krimea dan sejumlah oblast di Donbass, Ukraina timur, seperti Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson. Namun Kiev belum menerima hal itu.

Kini Ukraina segera memasuki musim dingin ketiga dalam peperangan. Financial Times menggambarkan, bakalan terjadi suasana yang sangat suram terhadap masyarakat Ukraina.

Di wilayah timur, pasukannya kehilangan tempat karena serangan gencar lawan-lawan Rusia mereka, meskipun dengan kerugian besar bagi Moskow. 

Baca juga: Tokoh Oposisi Rusia Ildar Dadin Tewas Saat Pertempuran Membela Ukraina

"Dengan setengah jaringan listrik hancur, warga Ukraina menghadapi bulan-bulan dingin tanpa listrik atau pemanas," demikian tulis FT.

Beberapa pejabat Ukraina secara pribadi menyatakan kekhawatiran bahwa mereka kekurangan pasukan, senjata, dan dukungan Barat untuk merebut kembali semua wilayah yang telah direbut Rusia.

Pada saat yang sama, publikasi tersebut menyerukan Biden dan para pemimpin Barat untuk secara tajam meningkatkan dukungan bagi Ukraina dengan menerima "rencana kemenangan" Zelensky. Dinyatakan bahwa presiden Ukraina "meninggalkan Amerika Serikat dengan tangan kosong" sehari sebelumnya.

Mengingat negosiasi tidak dapat dihindari, dewan redaksi FT menyerukan agar Ukraina diperkuat semaksimal mungkin - "untuk memperkuat posisi Kyiv dalam menghadapi kemungkinan terpilihnya Trump sebagai presiden atau untuk meletakkan dasar bagi Kamala Harris dalam membangun kebijakannya jika ia menang."

Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina akan berdialog dengan para pendukungnya untuk menentukan bagaimana mereka membayangkan berakhirnya perang dengan Rusia dan posisi Ukraina dalam arsitektur keamanan global.

Presiden AS Joe Biden akan memimpin pertemuan  Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina dalam format Ramstein yang akan berlangsung di Jerman pada 12 Oktober.

Dalam pidatonya yang dikutip Ukrinform, Presiden menekankan bahwa prospeknya penyelesaiannya harus jelas bagi semua orang di Ukraina.

Tim Ukraina yang saat ini bekerja di Washington, Ia berharap dapat laporan terbaik dari Panglima Tertinggi Syrskyi mengenai kerja sama dengan mitra.

Ia mengatakan bahwa pertempuran sengit masih terjadi di Donetsk, namun suasananya sangat menantang.

"Kami akan mencoba meyakinkan mitra kami pada pertemuan ‘Ramstein’ mendatang tentang kebutuhan mendesak untuk penguatan signifikan kemampuan dan posisi kami saat ini, selama bulan-bulan musim gugur ini. Pasokan yang cukup untuk garis depan, peralatan yang cukup untuk brigade kita, dan kemampuan jarak jauh yang cukup untuk pasukan kita – ini tidak diragukan lagi akan menjadi pencegah terbaik bagi Rusia dan dorongan terkuat untuk menggerakkan situasi menuju perdamaian,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas