Direktur CIA: Tidak Ada Bukti Iran Sedang Mengembangkan Senjata Nuklir
Direktur CIA mengatakan ia tidak melihat adanya bukti bahwa Iran saat ini sedang mengembangkan senjata nuklir.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Mereka mengatakan program nuklir apapun, murni untuk tujuan sipil.
Mengenal Kesepakatan Nuklir Iran
Mengutip cfr.org, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau yang lebih dikenal dengan "kesepakatan nuklir Iran", adalah sebuah perjanjian mengenai program nuklir Iran yang disepakati di kota Wina, Austria pada 14 Juli 2015.
Perjanjian itu ditandatangani oleh Iran, P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China, ditambah Jerman), serta Uni Eropa.
Tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk membatasi program nuklir Iran guna mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.
Sebagai balasannya, Iran diberi keringanan sanksi ekonomi.
Tetapi pada tahun 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir, dengan alasan bahwa perjanjian tersebut tidak cukup kuat untuk menghentikan ambisi nuklir Iran dan tidak mencakup aktivitas Iran di kawasan, seperti program misil balistik.
Dengan begitu, AS kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.
Sebagai balasan atas pengunduran diri AS dan serangan mematikan terhadap tokoh-tokoh terkemuka Iran pada tahun 2020, Iran dilaporkan melanjutkan aktivitas nuklirnya.
Inspektur PBB melaporkan pada awal tahun 2023 bahwa Iran telah memperkaya sejumlah kecil uranium hingga hampir mencapai tingkat senjata, yang kemudian memicu kekhawatiran internasional.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)