Konflik Palestina vs Israel Tak Bermula dari 7 Oktober 2023, Deklarasi Balfour Jadi Biangnya
Sejarah panjang konflik Palestina vs Israel, tak bermula dari Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023, melainkan sejak Deklarasi Balfour.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
Tahap kedua pemberontakan dimulai pada akhir 1947, yang dipimpin gerakan perlawanan petani Palestina. Aksi ini menargetkan pasukan Inggris dan kolonialisme.
Paruh kedua tahun 1939, Inggris mengerahkan 30 ribu tentara di Palestina. Desa-desa dibom melalui udara, jam malam diberlakukan, rumah-rumah dihancurkan, dan penahanan administratif serta pembunuhan massal meluas.
Bersamaan dengan itu, Inggris berkolaborasi dengan komunitas pemukim Yahudi dan membentuk kelompok bersenjata dan "pasukan antipemberontakan" yang dipimpin Inggris.
Kelompok itu terdiri dari para pejuang Yahudi yang diberi nama Pasukan Malam Khusus.
Di saat yang bersamaan, komunitas pemukim bernama Yishuv, mengimpor senjata diam-diam dan mendirikan pabrik senjata untuk memperluas Haganah, paramiliter Yahudi yang kemudian menjadi inti tentara Israel.
Selama tiga tahun pemberontakan itu, 5.000 warga Palestina terbunuh, 15.000 hingga 20.000 orang terluka, dan 5.600 orang dipenjara.
Baca juga: Iran Sukses Serang Israel, Komandan IRGC Brigjen Hajizadeh Dianugerahi Gelar Ordo Penaklukan
PBB Serukan Pembagian Palestina
Konflik yang terjadi di Palestina kemudian dirujuk ke PBB yang baru dibentuk.
Pada 1947, PBB mengadopsi Resolusi 181 yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi.
Resolusi itu meminta 55 persen tanah Palestina diserahkan kepada kaum Yahudi, sedangkan 45 persen lainnya untuk orang-orang Arab.
Sementara, Yerusalem dinyatakan sebagai wilayah internasional yang terpisah.
Peristiwa Nakba
Di bulan April 1948, lebih dari 100 pria, wanita, dan anak-anak Palestina di Desa Deir Yassin di pinggiran Yerusalem, dibunuh.
Peristiwa ini menjadi dasar bagi operasi selanjutnya. Sejak 1947-1949, lebih dari 500 desa dan kora dihancurkan dalam peristiwa yang disebut warga Palestina sebagai Nakba atau "malapetaka".
Buntut peristiwa Nakba, 15 ribu warga Palestina terbunuh dan 750 ribu lainnya dipaksa meninggalkan rumah mereka,
Pada 15 Mei 1948, Israel mendeklarasikan pembentukannya.