UNIFIL Bertekad Tetap Bertahan di Lebanon Meski Diserang Israel
Juru bicara Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) Andrea Tenenti mengatakan pasukannya tetap bertahan di Lebanon.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
"Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) telah meminta kami untuk berada di sana. Jadi kami akan tinggal sampai situasinya tidak memungkinkan bagi kami untuk beroperasi," kata Tenenti.
Tenenti mengatakan pasukannya masih memiliki tugas penting yang harus dilakukan, yaitu membantu LSM lokal dan juga badan-badan PBB, untuk membawa makanan dan air yang sangat dibutuhkan ke semua desa tersebut.
"Ribuan orang telah pergi, tetapi ribuan lainnya masih terjebak di wilayah ini. Jadi, dekonflikasi sangat penting. Itu sangat, sangat menantang," kata Tenenti.
Sementara itu, sebanyak 50 negara penyumbang pasukan tersebut telah sepakat pada hari Kamis untuk terus mengerahkan lebih dari 10.400 pasukan penjaga perdamaian antara Sungai Litani di utara dan perbatasan yang diakui PBB antara Lebanon dan Israel yang dikenal sebagai Garis Biru di selatan.
Sebagai informasi, pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan untuk berpatroli di perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tahun 1978.
Mandat untuk operasi tersebut dikenal dengan sebutan Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.
Mandat misi tersebut harus disesuaikan karena invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982 dan setelah penarikan Israel dari Lebanon pada tahun 2000.
Setelah perang tahun 2006, mandat tersebut diperluas dengan Resolusi 1701.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.