Gedung Putih Kirim 100 Tentara dan Sistem Pertahanan Rudal ke Israel
Penempatan pasukan ASdi dalam Israel merupakan pertama kalinya di tengah perangnya di Gaza, yang kini telah meningkat menjadi invasi Israel ke Lebanon
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengerahkan sistem rudal ketinggian tinggi yang canggih ke Israel, serta sekitar 100 tentara Amerika untuk mengoperasikannya.
Pentagon mengumumkan ini dalam pengerahan militer Amerika Serikat (AS) pertama ke Israel sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Juru bicara Pentagon, Patrick Ryder, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (13/10/2024) bahwa Presiden AS, Joe Biden meminta Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin untuk mengerahkan Sistem Pertahanan Area Ketinggian Terminal (THAAD) bersama dengan awak operasinya ke Israel.
Penempatan pasukan Amerika di dalam Israel merupakan pertama kalinya di tengah perangnya di Gaza, yang kini telah meningkat menjadi invasi Israel ke Lebanon dan membawa potensi perang skala besar dengan Iran.
"Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel, dan untuk membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran," kata pernyataan itu, dikutip dari Middle East Eye.
"Ini adalah bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi warga Amerika dari serangan Iran dan milisi yang berpihak pada Iran."
Kehadiran pasukan AS ini juga kemungkinan menempatkan mereka pada garis tembak langsung jika Iran menyerang Israel lagi, seperti serangan awal bulan ini.
Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, yang sering disebut-sebut sebagai sistem pertahanan udara terbaik di dunia.
Pengerahan pasukan itu juga dilakukan setelah Biden mengatakan AS tidak akan mengerahkan pasukan ke Israel.
Pada tanggal 30 September, Biden ditanya oleh wartawan apakah dia akan mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah, dan dia menjawab, "Tidak."
Perang Israel di Gaza telah berlangsung selama lebih dari setahun, dan selama perang tersebut, pasukan Israel telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil di Gaza.
Baca juga: Alasan Pentagon Kirim Sistem Antirudal Thaad ke Israel
Sepanjang perang, pemerintahan Biden terus menyediakan senjata dan bantuan militer kepada Israel.
Pada saat yang sama, AS juga telah mengirim ribuan tentara AS ke kawasan yang lebih luas, serta kapal induk dan kapal selam nuklir jika perang regional yang lebih luas dimulai.
Perang di Gaza telah meluas ke berbagai bidang, dengan Israel menginvasi Lebanon dan melancarkan serangan udara besar-besaran ke ibu kotanya, Beirut.