Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amerika Ultimatum Israel: Perbaiki Situasi Kemanusiaan di Gaza atau Kehilangan Sokongan Militer

Israel diminta mengambil tindakan spesifik dalam waktu 30 hari. Sejauh ini, Biden tetap memberikan dukungan militer meski Israel memblokir bantuan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Amerika Ultimatum Israel: Perbaiki Situasi Kemanusiaan di Gaza atau Kehilangan Sokongan Militer
AFP/-
Warga Palestina yang mengungsi mengambil jalan pesisir Rashid untuk kembali ke Kota Gaza saat mereka melewati Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada 14 April 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Photo by AFP) 

Surat tersebut mengutip Pasal 620i Undang-Undang Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat, yang melarang bantuan militer ke negara-negara yang menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan AS.

Surat tersebut juga mengutip Memorandum Keamanan Nasional yang dikeluarkan Presiden AS Joe Biden pada bulan Februari yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk melaporkan kepada Kongres apakah mereka menganggap jaminan Israel yang kredibel bahwa penggunaan senjata AS tidak melanggar hukum AS atau hukum internasional.

Netanyahu Berencana Buat Warga Gaza Mati Kelaparan, Mengurung Semua Orang dan Blokir Akses Makanan

Dilaporkan sebelumnya. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang memeriksa proposal untuk menutup bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, dengan tujuan membuat ratusan ribu orang yang tidak bisa meninggalkan rumah mereka mati kelaparan.

Dalam proposal tersebut, yang dilihat oleh Associated Press, warga yang masih berada di Gaza utara akan diklasifikasikan sebagai kombatan.

Artinya, tentara Israel diperbolehkan menembak mereka.

Warga pun akan dilarang mengakses makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Proposal itu dibuat oleh sekelompok pensiunan jenderal Israel.

BERITA REKOMENDASI

Mereka menyerukan agar Israel tetap mengendalikan Gaza utara dalam waktu yang tidak terbatas untuk membentuk administrasi baru, sehingga membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Instagram @b.netanyahu)

Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan dalam sesi tertutup komite parlemen bahwa ia sedang mempertimbangkan rencana tersebut.

Otoritas Israel yang mengetahui masalah tersebut mengatakan sebagian dari rencana itu bahkan sudah dilaksanakan.

Rencana tersebut memberi warga Palestina waktu seminggu untuk meninggalkan sepertiga utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, sebelum mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai zona militer tertutup.

Baca juga: Pria Ngamuk Tembaki Mobil Patroli Kota Ashdod, Polisi Israel Tewas Lainnya Luka Parah 

Israel telah mengeluarkan banyak perintah evakuasi untuk wilayah Gaza utara selama satu tahun ini, dan yang terbaru adalah pada hari Minggu (6/10/2024).

Pasukan Israel memperluas serangan militer brutal mereka di Gaza utara pada hari Minggu pagi, setelah menewaskan 300 orang selama sembilan hari dalam serangan darat yang semakin intensif yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia.

Tank-tank Israel bergerak menuju tepi utara Kota Gaza, sementara serangan udara dari atas terus berlanjut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas