Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diterjunkan untuk Bantu Rusia, Tentara Korea Utara Dilaporkan Kabur, 18 Prajurit Sedang Diburu

Sebuah situs berita Ukraina yang mengutip sumber intelijen mengatakan para prajurit meninggalkan posisi mereka di perbatasan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Diterjunkan untuk Bantu Rusia, Tentara Korea Utara Dilaporkan Kabur, 18 Prajurit Sedang Diburu
Kantor Berita Pusat Korea
Pasukan Korea Utara terlihat sedang melakukan manuver pada bulan Maret 2024 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 18 tentara Korea Utara dilaporkan melarikan diri dari posisi mereka di wilayah perbatasan antara Bryansk dan Kursk di Rusia, 7 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.

Menurut sumber intelijen Ukraina yang dikutip oleh situs berita Ukraina Suspiline, alasan para prajurit tersebut meninggalkan posisinya tidak diketahui.

Namun, dilaporkan bahwa pasukan Rusia saat ini sedang memburu mereka.

Sementara itu, para komandan di daerah tersebut berusaha menutupi insiden ini dan menyembunyikannya dari komando yang lebih tinggi.

Mengutip Kyiv Post, insiden tersebut terjadi hanya sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan permintaan untuk meratifikasi perjanjian antara Rusia dan Korea Utara, yang telah ditandatangani pada 19 Juni lalu.

Laporan tentang tentara-tentara yang tidak hadir tanpa izin (AWOL) ini juga bertepatan dengan laporan intelijen lainnya, yang menyebutkan hingga 3.000 pasukan tempur Korea Utara sedang dilatih untuk membentuk "batalion khusus Buryat" di pangkalan Brigade Serangan Udara Terpisah ke-11 milik tentara Rusia di Sosnovy Bor, dekat Ulan Ude di Buryatia.

Laporan tersebut mengatakan bahwa unit ini saat ini sedang dilengkapi dengan senjata dan peralatan.

BERITA REKOMENDASI

Seorang milblogger Ukraina, Igor Sushko, mengatakan di X/Twitter pada hari Selasa (15/10/2024) bahwa pasukan Korea Utara diberi kartu identitas militer Rusia, di mana mereka diidentifikasi sebagai orang Buryat.

Cuitan seorang milblogger Ukraina, Igor Sushko
Cuitan seorang milblogger Ukraina, Igor Sushko (Screenshot X)

Republik Buryatia terletak di Siberia timur, yang penduduk aslinya berpenampilan seperti orang Asia.

Andrei Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, berkomentar bahwa mengintegrasikan personel militer Korea Utara ke dalam pasukan Rusia kemungkinan akan rumit karena kendala bahasa.

“Kurang dari 1 persen perwira kader di tentara Korea Utara fasih berbahasa Rusia," katanya.

Baca juga: Korea Utara Klaim 1,4 Juta Penduduk Mudanya Bergabung dengan Militer Pekan Ini

"Memahami hal ini sangat penting untuk menilai potensi keterlibatan pasukan ini di masa mendatang dengan angkatan bersenjata Rusia."

"Meskipun Rusia mungkin awalnya menggunakan tentara Korea Utara di wilayah Kursk, ada kemungkinan bahwa beberapa puluh ribu tentara akhirnya dapat dikerahkan ke wilayah Ukraina yang diduduki Rusia bersama dengan tentara Buryat."

Komentator lain berpendapat bahwa alih-alih mengisi peran tempur, pasukan Korea Utara dapat digunakan dalam tugas dukungan logistik yang membebaskan pasukan Rusia untuk bertempur di garis depan.

Kemitraan antara Korea Utara dan Rusia

Mengutip Kyiv Independent, perang Rusia di Ukraina mungkin telah mencapai tahap baru minggu ini.

Muncul laporan bahwa Korea Utara telah beralih dari hanya memasok senjata ke Rusi, menjadi mengirim pasukannya sendiri.

Seorang diplomat Barat yang memahami masalah tersebut mengatakan kepada Kyiv Independent pada tanggal 15 Oktober bahwa Pyongyang telah mengirim 10.000 tentara ke Rusia, tetapi tidak jelas jenis tentara apa yang dikirim.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani perjanjian pertahanan strategis pada tanggal 19 Juni lalu, yang semakin memperdalam hubungan militer antara kedua negara.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berfoto bersama
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berfoto bersama (RIA Novosti)

Korea Utara sebelumnya telah memasok peluru artileri dan rudal balistik ke Rusia.

Namun, pengiriman pasukan akan menandai eskalasi geopolitik yang signifikan dalam kerja sama mereka.

Menurut para ahli yang berbicara kepada Kyiv Independent, setidaknya untuk saat ini, langkah ini adalah tanda keputusasaan Rusia yang mungkin memiliki dampak terbatas.

"Pengungkapan bahwa pasukan Korea Utara mungkin muncul di garis depan adalah konsekuensi langsung dari korban Rusia yang sangat besar," kata John Foreman CBE, mantan atase pertahanan Inggris di Moskow dari tahun 2019 hingga 2022, kepada Kyiv Independent.

"Efektivitas militer mereka dipertanyakan dan mereka akan menjadi umpan meriam bagi para pembela Ukraina."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas