Cegah Kemenangan Netanyahu, Iran Lobi Yordania Agar Stop Tangkis Drone Teheran yang Masuk ke Israel
Menlu Iran Abbas Araghchi bertandang ke Amman, ibukota Yordania untuk menggelar pembicaraan dengan Raja Yordania Abdullah II, Kamis (17/10/2024).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi tengah bertandang ke Amman, Ibu Kota Yordania untuk menggelar pembicaraan dengan Raja Yordania Abdullah II, Kamis (17/10/2024).
Kunjungan itu digelar Araghchi untuk melobi Raja Yordania Abdullah II, meminta pemerintah Yordania agar berhenti menangkis drone Teheran yang masuk ke Israel.
Iran melihat tindakan ini sebagai penghalang terhadap upaya kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan Lebanon yang mencoba melawan dominasi Israel di kawasan tersebut.
Oleh karena itu, Menlu Araghchi berharap Yordania dapat mempertimbangkan kembali sikapnya dan bekerja sama dengan Iran dan negara-negara Muslim lainnya dalam mendukung perjuangan milisi Palestina dalam melawan dominasi Israel.
Mengutip dari Press TV Iran, dalam pertemuan tatap muka tersebut menlu Iran juga menyerukan kerja sama dan solidaritas yang lebih besar di antara negara-negara Muslim di kawasan itu.
Ia juga menyerukan mobilisasi agar negara-negara Islam untuk mengumpulkan dan mengirim bantuan kemanusiaan ke kawasan tersebut.
Menurutnya, hanya dengan bersatu, negara-negara Muslim dapat memaksa Israel untuk menghentikan apa yang disebut sebagai tindakan genosida dan hasutan perang.
Permintaan tersebut diutarakan Iran sambil menegaskan kembali komitmen Yordania untuk membantu dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif guna menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Timur Tengah yang memanas akibat invasi militer Israel.
Dengan meningkatnya upaya lobi Iran terhadap Yordania, Araghchi berharap pihaknya dapat menghentikan penderitaan warga sipil yang menjadi korban utama agresi Israel.
Warga Yordania Desak Pemerintah Dukung Iran
Sebelum pertemuan di gelar, militer Yordania berulang kali membantu Israel menangkis serangan Iran.
Baca juga: Iran Yakin Israel Tak Mungkin Serang Fasilitas Nuklir, Dipastikan Tidak Akan Berhasil
Pemerintah Yordania berdalih upaya itu dilakukan untuk membela diri dari setiap ancaman rudal Iran yang melanggar wilayah udara Yordania.
"Yordania akan membela diri dengan segala kemampuannya dari setiap ancaman terhadap keamanannya, stabilitasnya, dan keselamatan warganya. Yordania telah dengan jelas menyampaikan sikap ini kepada Iran dan Israel," ucap Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.
Namun tindakan tersebut menuai kritikan pedas dari masyarakat Yordania.
Adalah Iyad Al Rantsis, salah satu warga Yordania yang menentang keras upaya penembakan rudal Iran.
Ia menegaskan tidak bisa menerima alasan militer menembak jatuh rudal Iran ke Israel dengan dalih untuk melindungi warga negaranya.
"Jika Yordania adalah prioritas utama, mengapa terseret ke dalam konfrontasi yang bukan urusan sendiri?" ujar Al Rantsis dilansir dari Middle East Eye (MEE).
Komentar serupa juga dilontarkan Mohammed al-Absi, Partai Persatuan Demokratik Yordania. Ia mempertanyakan tujuan penembakan rudal Iran yang tidak menargetkan Yordania.
Dia juga menyayangkan warga Yordania yang harus menghadapi bahaya demi kepentingan Israel dan keamanan mereka.
“Rudal-rudal ini tidak menargetkan Yordania, jadi mengapa kita menembak jatuh mereka?” ujar Mohammed al-Absi, Partai Persatuan Demokratik Yordania.
"Lagipula, mengapa Yordania menghabiskan kekuatan dan ekonominya dengan menembak jatuh rudal yang tidak ditujukan padanya?" tambahnya.
Sementara Lamis Andoni, seorang analis dan komentator urusan Timur Tengah dan Palestina, menuduh Yordania sebagai sekutu dekat Israel.
Menurutnya Yordania dipaksa untuk campur tangan membantu Israel di bawah tekanan Amerika, ini lantaran Yordania adalah penerima bantuan AS yang rutin bekerja sama dengan Washington.
"Amerika bermaksud menyeret Yordania agar berpartisipasi penuh dalam membela Israel dalam aliansi Barat. Ini secara resmi telah menarik Yordania untuk membela Israel," kata Andoni.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)