Komandan IRGC: Israel Akan Dihajar Iran jika Serang Kami, Sistem THAAD AS Tak Berguna
Komandan IRGC Hossein Salami mengatakan Iran akan menghajar Israel jika serang Iran. IRGC tahu kelemahan Israel dan sistem THAAD AS tak berguna.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami, mengancam Israel dengan serangan menyakitkan jika Israel menyerang sasaran di wilayah Iran.
“Jika Anda (Israel) membuat kesalahan dan menyerang sasaran kami di kawasan atau di Iran, kami akan sekali lagi memberikan pukulan yang menyakitkan kepada Anda,” kata Hossein Salami saat menghadiri pemakaman Wakil Komandan Operasi IRGC, Abbas Nilforoushan, Kamis (17/10/2024), menurut laporan Irib.
Abbas Nilforoushan tewas bersama Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara Israel di markas bawah tanah Hizbullah di Haret Hreik, pinggir Distrik Dahiya, selatan Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Dalam acara duka tersebut, Hossein Salami mengatakan sistem pertahanan udara Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dari AS tidak akan berguna untuk menghadapi respon Iran.
“Anda (Israel) tahu ketika kami mengatakan sesuatu, kami menerapkannya. Jika Anda menyerang fasilitas kami, baik di wilayah Iran atau di kawasan, kami akan merespons dengan menyakitkan," ulangnya.
Hossein Salami menegaskan Iran tahu kelemahan Israel dan Operasi Janji Sejati 2 yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober 2024 adalah peringatan bagi Israel.
“Kami tahu kelemahan Israel dan mereka sangat menyadari hal itu, dan jika negara, pemimpin, dan kepentingan kami menjadi sasaran, kami akan merespons dengan tegas,” katanya.
“Kami menerapkan 'The True Promise 2 (Janji Sejati 2)' sehingga Israel akan waspada dan tahu kami mampu menyerang mereka," tegasnya, seperti diberitakan Masrawy.
Ia mengatakan musuh-musuh Iran akan menderita kerugian karena kesalahan perhitungan mereka.
Sebelumnya sekutu utama Israel, AS, mengirim baterai sistem pertahanan udara THAAD dan tentara AS yang akan mengoperasikannya di Israel untuk melindungi Israel dari respon Iran jika Israel membalas Operasi Janji Sejati 2.
Sekretaris Pers Pentagon, Mayjen Pat Ryder, mengonfirmasi kedatangan tentara AS dan THAAD di Israel pada Senin (14/10/2024).
Baca juga: Kini Hadapi Sistem Anti-Rudal THAAD dari AS, Bagaimana Cara Iran Tembus Pertahanan Udara Israel?
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memutuskan untuk meluncurkan serangan terhadap sasaran di Iran.
2 Serangan Balasan Iran ke Israel Tahun Ini
Tahun ini, Iran meluncurkan dua kali serangan balasan secara langsung ke Israel, yaitu operasi "Janji Sejati" pada 13 April 2024 dan "Janji Sejati 2" pada 1 Oktober 2024.
Operasi pertama untuk membalas serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang membunuh Komandan IRGC Mohammad Reza Zahedi dan anggota IRGC lainnya pada 1 April 2024.
Sedangkan operasi kedua untuk membalas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza serta pembunuhan pemimpin Hamas, Hizbullah dan petinggi IRGC.
Iran berhasil menembus pertahanan udara Israel dengan meluncurkan lebih dari 200 rudal pada Operasi Janji Sejati dan 180 rudal pada Operasi Janji Sejati 2, seperti diberitakan Al Jazeera.
Kedua serangan balasan itu berhasil menghantam sejumlah target di Israel, namun sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi pertahanan di kawasan yang dipimpin oleh sekutunya, AS.
Sebagai informasi, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Serangan Israel di Jalur Gaza kini meluas ke Lebanon selatan sejak Israel memulai serangan besar-besaran pada Senin (23/10/2024), yang diklaim menargetkan Hizbullah.
Hizbullah bergabung dengan perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas, sejak 8 Oktober 2023 dengan menargetkan perbatasan Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.409 jiwa dan 99.153 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (16/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel