Israel Minta Dukungan Tambahan, AS Siapkan Pengiriman Sistem Rudal THAAD Kedua
Israel meminta kepada Amerika Serikat untuk menambah dukungan dengan mengirimkan sistem pertahanan rudal THAAD kedua.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Israel meminta kepada Amerika Serikat untuk menambah dukungan dengan mengirimkan sistem pertahanan rudal THAAD kedua.
"Israel telah meminta AS untuk mengirim baterai THAAD kedua untuk melindungi negara tersebut, jika terjadi reaksi Iran terhadap serangan balasan Israel yang diperkirakan akan terjadi," Channel 12 melaporkan.
Saat ini, Iran dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan Israel.
Sementara Israel tampaknya masih mengalami kekurangan amunisi.
Israel terus meminta AS untuk mengirimkan sistem rudal THAAD yang ditujukan untuk mempersiapkan diri menghadapi reaksi Iran terhadap serangan Israel yang diperkirakan akan terjadi.
Atas permintaan Israel, Pentagon mengonfirmasi hal tersebut pada hari Minggu, lalu.
AS akan mengirim baterai pertahanan udara canggih ke Israel, bersama tentara AS untuk mengoperasikan sistem tersebut.
Sebelumnya, AS telah mengirimkan THAAD pertama pada 15 Oktober 2024, dikutip dari Al Mayadeen.
Apabila permintaan ini disetujui, maka sistem THAAD akan tahap kedua akan segera dikirimkan.
THAAD adalah rudal yang dikembangkan oleh Lockheed Martin.
Rudal ini mampu mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah ketinggian tinggi.
THAAD dianggap sebagai sistem pelengkap sistem Patriot tetapi dapat mempertahankan wilayah yang lebih luas, mampu menyerang target pada jarak 150-200 kilometer (93-124 mil), dikutip dari The Times of Israel.
Baca juga: Komandan IRGC: Israel Akan Dihajar Iran jika Serang Kami, Sistem THAAD AS Tak Berguna
Setiap sistem memiliki enam peluncur yang dipasang di truk, 48 pencegat, peralatan radio dan radar.
Namun untuk mengoperasikan THAAD, membutuhkan sekitar 95 tentara.
Standar Ganda AS
Pengiriman sistem THAAD ini cukup membingungkan.
Sebelumnya, AS telah memberikan peringatan kepada Israel.
AS memperingatkan Israel agar tidak menargetkan infrastruktur penting Iran, termasuk fasilitas nuklir dan minyak, dikutip dari Al Mayadeen.
Menurut AS, eskalasi semacam itu dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan.
Pernyataan ini menjawab desakan dari tiga negara Teluk yang mendesak AS untuk mencegah "Israel" mengebom aset minyak Iran.
"Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menolak mengizinkan "Israel" terbang di atas wilayah udara mereka untuk melakukan serangan terhadap Iran dan telah memberi tahu Washington tentang hal ini," tulis Bloomberg.
Seseorang yang mengetahui percakapan di Washington mengakui bahwa pejabat Teluk telah berkomunikasi dengan kolega mereka di Amerika Serikat untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan luasnya pembalasan Israel.
Baca juga: Kematian Sinwar, Israel Makin Benci Sekjen PBB, China Serukan Gencatan Senjata, Rusia Cemaskan Gaza
Sebagai informasi, Iran telah meluncurkan sekitar 180 rudal pada 1 Oktober 2024.
Serangan ini merupakan balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, bersama target lain, termasuk Hassan Nasrallah dari Hizbullah dan seorang pemimpin Garda Revolusi, Abbas Nilforushan.
Atas serangan tersebut, Israel mengakui bahwa pangkalan udaranya mengalami kerusakan besar.
Israel juga berjanji untuk melancarkan serangan balasan terhadap Iran.
Namun hingga saat ini, Israel belum memutuskan tindakan apa yang akan diambil untuk membalas serangan Iran.
Iran telah membela tindakannya, dengan mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang menegaskan hak negara-negara anggota untuk menggunakan kekuatan dalam membela diri terhadap serangan bersenjata.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait THAAD, Israel dan Amerika Serikat