Hizbullah Akui Pemimpin Tertinggi Hashem Safieddine Tewas, Balas 25 Roket ke Israel dalam 2 Menit
Hizbullah membalas keras kematian Hashem. Tentara Israel mendeteksi peluncuran 25 roket dari Lebanon ke Israel utara pada Rabu dalam hitungan 2 menit
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hizbullah Akui Calon Pemimpin Tertinggi Hashem Safieddine Tewas Dibom Israel
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hizbullah Lebanon, Rabu (23/10/2024) mengonfirmasi kabar kalau pemimpin tertinggi mereka saat ini, Hashem Safieddine tewas dalam serangan udara Israel
Hashem Safieddine, yang disebut-sebut sebagai calon pengganti pemimpin yang terbunuh Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel beberapa minggu lalu.
Baca juga: Begini Situasi Rapat Para Pentolan Israel Seusai Serangan Drone Hizbullah ke Rumah Netanyahu
"Kami berjanji kepada martir besar kami dan saudara-saudaranya yang syahid untuk melanjutkan jalan perlawanan dan jihad hingga mencapai tujuan kebebasan dan kemenangan," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Pengumuman tersebut muncul sehari setelah militer Israel secara resmi mengklaim Safieddine tewas dalam serangan tersebut.
Israel disebutkan menggunakan bom penghancur bunker, mirip dengan serangan yang menewaskan Nasrallah pada 27 September.
Israel mengatakan Safieddine tewas dalam serangan di pinggiran selatan Beirut tiga minggu lalu.
"Kini dapat dipastikan bahwa dalam serangan sekitar tiga minggu lalu, Hashem Safieddine, kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dan Ali Hussein Hazima, kepala Direktorat Intelijen Hizbullah, tewas bersama komandan Hizbullah lainnya," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.
Pernyataan tersebut mengklaim bahwa lebih dari 25 anggota divisi intelijen Hizbullah berada di markas besar saat terjadi serangan.
Namun hingga saat ini Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait klaim Israel tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa militernya telah menangkap Safieddine pada 8 Oktober 2024.
Lalu siapakah Hashem Safieddine?
Sosok Hashem Safieddine
Safieddine adalah anggota Dewan Syura yang memerintah kelompok tersebut dan secara luas dianggap sebagai calon penerus Nasrallah, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga merupakan sepupu mantan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Karena hubungan keluarga dan pribadinya dengan Nasrallah, Hisham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam kelompok tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Safieddine berasal dari keluarga Syiah Lebanon terkemuka, dan lahir di wilayah selatan negara yang mayoritas Syiah.
Baca juga: Israel: IDF Bunuh Calon Sekjen Hizbullah Hashem Safieddine dan 23 Lainnya pada 3 Minggu Lalu
Sebelum berkarier di Lebanon, Safieddine menempuh pendidikan di sekolah agama di kota Qom, Iran, dikutip dari Reuters.
Hingga akhirnya ia kembali ke Lebanon pada tahun 1990 untuk mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
Selama di Iran, ia menjalin hubungan yang kuat dengan para pendukung Hizbullah di Iran.
Ia memiliki putra bernama Rida yang dinikahkan dengan putri mendiang jenderal Iran atau kepala Pasukan Quds Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan AS di Irak pada tahun 2020.
Saudaranya, Abdullah, menjabat sebagai perwakilan Hizbullah di Teheran.
Pada tahun 2006, Safieddine memimpin upaya untuk membangun kembali pinggiran selatan Beirut yang dikuasai Hizbullah setelah perang kelompok tersebut dengan Israel.
Selama setahun terakhir, Safieddine memegang peran penting sebagai juru bicara Hizbullah.
Ia adalah pejabat Hizbullah pertama yang berbicara di depan umum setelah Hamas pada 7 Oktober 2024.
Ia terlibat dalam berbagai lembaga Hizbullah.
Mulai dari perawatan kesehatan, pendidikan, budaya, dan konstruksi, serta berbagai kegiatan lainnya.
25 Roket dalam 2 Menit
Hizbullah segera melancarkan aksi balasannya setelah pengumuman terbunuhnya Safieddine.
Tentara Israel mendeteksi peluncuran 25 roket dari Lebanon ke Israel utara pada Rabu dalam hitungan dua menit.
Sebuah pernyataan militer mengatakan sirene penggalangan udara terdengar di Teluk Haifa, Acre, dan permukiman Kiryat Shmona dan Metula di Israel utara.
Tentara mengatakan serangan roket ditembakkan hanya dalam dua menit, dengan sebagian besar proyektil dicegat sementara yang lain jatuh di daerah terbuka.
Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan.
Tentara Israel mengatakan pertahanan udaranya juga mencegat empat drone tempur, tanpa menyebutkan dari mana mereka ditembakkan.
Hizbullah, pada bagiannya, mengkonfirmasi bahwa mereka telah menembakkan rentetan roket ke pangkalan Glilot dari unit intelijen militer tentara Israel 8200 dekat Tel Aviv di Israel tengah.
Tentara Israel mengatakan, mereka mencegat dua roket jarak jauh yang ditembakkan dari Lebanon ke arah Tel Aviv.
Israel telah melakukan bombardemen dan serangan udara besar di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari satu tahun perang lintas batas antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Setidaknya 2.546 orang telah tewas dan lebih dari 11.860 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik pada 1 Oktober tahun ini dengan meluncurkan agresi militer darat ke Lebanon selatan.