Siapa Hashem Safieddine? Pejabat Hizbullah yang Diklaim Tewas dalam Serangan Israel Awal Bulan Ini
Militer Israel pada hari Selasa (22/10/2024) mengklaim telah membunuh kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Hashem Safieddine pada awal bulan ini.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel pada hari Selasa (22/10/2024) mengklaim telah membunuh kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, Hashem Safieddine pada awal bulan ini.
Israel mengatakan Safieddine tewas dalam serangan di pinggiran selatan Beirut tiga minggu lalu.
"Kini dapat dipastikan bahwa dalam serangan sekitar tiga minggu lalu, Hashem Safieddine, kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dan Ali Hussein Hazima, kepala Direktorat Intelijen Hizbullah, tewas bersama komandan Hizbullah lainnya," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.
Pernyataan tersebut mengklaim bahwa lebih dari 25 anggota divisi intelijen Hizbullah berada di markas besar saat terjadi serangan.
Namun hingga saat ini Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait klaim Israel tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa militernya telah menangkap Safieddine pada 8 Oktober 2024.
Lalu siapakah Hashem Safieddine?
Sosok Hashem Safieddine
Safieddine adalah anggota Dewan Syura yang memerintah kelompok tersebut dan secara luas dianggap sebagai calon penerus Nasrallah, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga merupakan sepupu mantan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Karena hubungan keluarga dan pribadinya dengan Nasrallah, Hisham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam kelompok tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Safieddine berasal dari keluarga Syiah Lebanon terkemuka, dan lahir di wilayah selatan negara yang mayoritas Syiah.
Baca juga: Israel: IDF Bunuh Calon Sekjen Hizbullah Hashem Safieddine dan 23 Lainnya pada 3 Minggu Lalu
Sebelum berkarier di Lebanon, Safieddine menempuh pendidikan di sekolah agama di kota Qom, Iran, dikutip dari Reuters.
Hingga akhirnya ia kembali ke Lebanon pada tahun 1990 untuk mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
Selama di Iran, ia menjalin hubungan yang kuat dengan para pendukung Hizbullah di Iran.