Hizbullah: Hashem Safieddine Terbunuh oleh Serangan Israel, Jenazahnya Ditemukan bersama 23 Lainnya
Hizbullah mengonfirmasi Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Hashem Safieddine, terbunuh oleh serangan Israel. Jenazahnya ditemukan bersama 23 lainnya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah mengumumkan kematian Ketua Dewan Eksekutifnya, Hashem Safieddine, dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon pada Kamis (3/10/2024) lalu.
“Yang Mulia Tuan Hashem Safieddine... yang berangkat menuju Tuhannya bersama saudara-saudara Mujahidinnya yang terbaik, memuaskan, sabar, dan mencari pahala, dari serangan Zionis yang kriminal dan agresif,” kata Hizbullah dalam pernyataannya, Rabu (23/10/2024) malam.
“Tuan Hashem bergabung dengan saudaranya, martir kami yang tertinggi dan paling berharga, Yang Mulia Sekretaris Jenderal Hizbullah, Tuan Hassan Nasrallah (dibunuh oleh Israel pada 27 September 2024)..." lanjutnya.
Hizbullah mengatakan Hashem Safieddine bertanggung jawab sebagai Dewan Eksekutif Hizbullah selama bertahun-tahun.
“Selama bertahun-tahun dalam kehidupannya yang terhormat, ia mengelola dengan penuh tanggung jawab dan kemampuan Dewan Eksekutif, berbagai institusi, dan unit-unitnya yang bekerja di berbagai bidang, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan perlawanan," kata Hizbullah.
Dalam pernyataannya, Hizbullah berjanji akan melanjutkan jalur perlawanan dan jihad hingga mencapai tujuan kemenangan mereka.
Media Lebanon mengatakan jenazah Hashem Safieddine, kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, dan 23 orang lainnya, termasuk Hussein Ali Hazma, kepala unit intelijen Hizbullah, ditemukan setelah serangan Israel yang menargetkan di pinggiran kota sekitar 20 hari yang lalu.
Israel Bunuh Hashem Safieddine dan 23 Anggota Hizbullah Lainnya
Sebelumnya kabar ini diumumkan pada Selasa (22/10/2024) malam, oleh kepala staf tentara Israel (IDF), Herzi Halevy.
“Kami telah melikuidasi (Sekretaris Jenderal Hizbullah) Hassan Nasrallah, mereka yang akan menggantikannya, dan kepada mayoritas pemimpin Hizbullah," kata Kepala IDF, Herzi Halevy, Selasa (22/10/2024).
Kabar tersebut juga diumumkan oleh juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichai Adraee, mengumumkan pembunuhan ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Hashem Safieddine, yang disebut sebagai penerus Hassan Nasrallah.
Baca juga: Siapa Hashem Safieddine? Pejabat Hizbullah yang Diklaim Tewas dalam Serangan Israel Awal Bulan Ini
"Lebih dari 25 anggota departemen intelijen Hizbullah berada di markas besar ketika serangan itu dilakukan, termasuk komandan senior lainnya," katanya, seperti diberitakan Al Jazeera.
Hashem Safieddine adalah senior Hizbullah sekaligus sepupu Hassan Nasrallah.
Sebelum menjabat sebagai Dewan Ekskutif Hizbullah, ia dikabarkan menjalani pelatihan di luar Lebanon.
Kemudian, ia kembali ke Beirut di bawah pengawasan mantan kepala keamanan Hizbullah, Imad Mughniyeh hingga menjadi Dewan Eksekutif partai tersebut sejak tahun 1994.
Seperti semua pemimpin Hizbullah, Hashem Safieddine masuk dalam daftar paling dicari Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024), dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.792 jiwa dan 100.412 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel