Pemimpin Hamas Osama Hamdan Ancam Tak Akan Ada Kesepakatan Tahanan jika Israel Tak Hentikan Agresi
Pemimpin Hamas, Osama Hamdan mengancam tak akan ada kesepakatan pertukaran tahanan jika Israel masih melakukan agresi di Gaza.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah upaya Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah, pemimpin Hamas Osama Hamdan memberikan ancaman.
Osama Hamdan mengatakan tidak akan ada pertukaran tahanan sebelum Israel angkat kaki dari Gaza.
Saat berbicara dengan Kantor Berita Al Mayadeen, Hamdan menyebut pesan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken jauh berbeda dengan Utusan AS Amos Hoschtein.
Hamdan bahkan menyatakan keraguannya bahwa Blinken mengemukakan ide-ide baru.
"Sulit untuk mengatakan apakah Blinken menawarkan sesuatu yang berbeda tanpa mendengar dari para mediator terlebih dahulu. Namun, kami tidak berharap bahwa ia membawa sesuatu yang baru," ungkap Hamdan.
Hamas, kata Hamdan, tetap berpegang pada tuntutannya bahwa Israel harus menghentikan agresi di Gaza.
Dirinya pun menegaskan bahwa setiap upaya untuk membebaskan tawanan yang ditahan oleh Perlawanan, harus dimulai dengan gencatan senjata.
Ia menjelaskan bahwa kunjungan delegasi Hamas ke Moskow merupakan bagian dari upaya untuk menghentikan agresi Israel terhadap Gaza.
"Kami telah meminta Rusia, Tiongkok, dan Aljazair untuk bekerja sama mengakhiri serangan terhadap Gaza," kata Hamdan.
Para mediator, lanjut Hamdan, telah memberi tahu delegasi bahwa ada indikasi negosiasi dapat dilanjutkan.
Dia pun menegaskan bahwa delegasi Hamas berpegang teguh pada prinsip-prinsip gerakan tersebut.
Baca juga: Hamas Merapat ke Rusia: Tujuan Kami Bukan Cari Bantuan Militer Melainkan Dukungan Politik
Hamdan menyebutkan bahwa delegasi tersebut pergi ke Kairo untuk mendengar gagasan yang diajukan, tetapi menekankan bahwa "sikap gerakan terhadap tuntutannya tetap tidak berubah".
Israel Siap Mengulang Perundingan
Kepala Dinas Rahasia Israel Mossad, David Barnea, mengungkapkan pihaknya telah siap untuk memulai kembali diskusi mengenai kesepakatan untuk membebaskan para sandera.
Barnea mengatakan pihaknya pun juga siap untuk menghentikan perang antara Israel dengan Hamas.
Dikutip dari Times of Israel, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan dia menyambut baik keinginan Mesir untuk memajukan kesepakatan.
Barnea akan melakukan perjalanan ke Doha pada hari Minggu untuk membahas kesepakatan tersebut.
Di Doha, Barnea akan bertemu dengan Kepala CIA Bill Burns dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
"Pada pertemuan tersebut, para pihak akan membahas berbagai opsi untuk memajukan negosiasi pembebasan sandera yang ditahan Hamas, dengan latar belakang perkembangan terkini," tulis pernyataan Pemerintahan Palestina.
Baca juga: Nasib Jenazah Yahya Sinwar, Israel Takut Makam Pemimpin Hamas Bakal Jadi Lokasi Sakral
Pembicaraan penyanderaan sebagian besar terhenti selama lebih dari dua bulan, dengan AS secara terbuka menyalahkan Hamas karena menolak terlibat.
Sementara Mesir dan mediator Qatar secara pribadi menyalahkan Israel, menurut pejabat yang mengetahui masalah tersebut.
Pemerintahan Presiden Joe Biden berpendapat bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel minggu lalu dapat memberikan peluang bagi dimulainya kembali pembicaraan untuk mencapai kesepakatan.
Saat berbicara bersama Perdana Menteri Qatar Mohammed Al Thani, Blinken mengatakan keduanya membahas opsi untuk memajukan negosiasi, dengan harapan dapat mengakhiri pertempuran dan mewujudkan pembebasan 101 sandera yang tersisa yang telah ditawan di Gaza.
"Kami membahas berbagai opsi untuk memanfaatkan momen ini dan langkah selanjutnya untuk memajukan proses ini, dan saya memperkirakan para negosiator kami akan bertemu dalam beberapa hari mendatang," kata Blinken kepada wartawan.
Baca juga: Hamas Minta Rusia Tekan Presiden Palestina Menuju Pembentukan Pemerintahan Persatuan Pascaperang
Ketika ditanya apakah para negosiator sedang mempertimbangkan formula baru, Blinken mengatakan mereka “mencari tahu apakah ada berbagai pilihan yang dapat kita kejar untuk mencapai kesimpulan”.
Blinken mengungkapkan bahwa mereka “belum benar-benar memastikan apakah Hamas siap untuk terlibat”.
"Tetapi langkah selanjutnya adalah mengumpulkan para negosiator. Kita tentu akan mengetahui lebih banyak dalam beberapa hari mendatang," ungkap Blinken.
Ia juga mengumumkan bantuan tambahan sebesar $135 juta untuk warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, yang katanya menjadikan total bantuan AS menjadi $1,2 miliar sejak perang dimulai.
(Tribunnews.com/Whiesa)