Tentara Korea Utara yang Ikut Perang di Ukraina Dicap Tentara Bayaran
Kim Yong-hyun menyebut tentara Korea Utara yang dikirim ke medan perang Rusia Vs Ukraina sebagai "tentara bayaran" .
Editor: Hasanudin Aco
Kremlin sebelumnya menolak adanya laporan mengenai pengerahan pasukan Korea Utara dan menyebutnya sebagai “berita palsu”.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada 24 Oktober bahwa adalah urusan Moskow bagaimana menerapkan perjanjian kemitraan dengan Pyongyang.
Vladimir Putin tidak menyangkal bahwa pasukan Korea Utara saat ini berada di Rusia.
“Unit pertama militer DPRK, yang dilatih di tempat pelatihan Rusia timur, telah tiba di zona tempur perang Rusia-Ukraina. Khususnya, pada 23 Oktober 2024, kehadiran mereka tercatat di wilayah tersebut. Wilayah Kursk,” kata badan intelijen Ukraina dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
Pasukan Ukraina mengoperasikan tank di wilayah Sumy, Ukraina, di dekat perbatasan dengan Rusia, pada 12 Agustus 2024. Ukraina telah menghancurkan jembatan penting di wilayah Kursk barat Rusia ketika negara itu mencoba memutus jalur pasokan Rusia dan mengkonsolidasikan perolehan teritorial dari serangan mendadaknya.
Dikatakan bahwa total sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, sudah berada di Rusia, dan pelatihan sedang berlangsung di lima pangkalan militer.
Hubungan Moskow dan Pyongyang semakin erat setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan mereka menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif pada bulan Juni.
Presiden Putin mengatakan perjanjian itu mencakup klausul bantuan timbal balik bagi masing-masing pihak untuk membantu pihak lain mengusir agresi eksternal.
Korea Utara telah memasok rudal balistik dan amunisi ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, kata Kyiv dan sekutu Baratnya. Pyongyang membantah hal ini.