Peneliti Amerika: Foto Satelit Tunjukkan Israel Serang Gedung Bekas Uji Coba Nuklir dan Rudal Iran
Israel menghantam lokasi di Parchin dan Khojir. Satu bangunan yang dihantam digunakan dalam program senjata nuklir Iran yang sudah tidak berfungsi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Serangan itu tampaknya sangat akurat," tambahnya.
Iran memiliki persenjataan rudal terbesar di Timur Tengah.
Iran juga dilaporkan memasok rudal ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, serta ke pemberontak Houthi di Yaman dan milisi Lebanon Hizbullah, menurut pejabat AS.
Namun Teheran dan Moskow membantah bahwa Rusia telah menerima rudal dari Iran.
Direktur CIA: Tidak Ada Bukti Iran Sedang Mengembangkan Senjata Nuklir
Awal Oktober lalu, direktur Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat, William Burns, mengatakan ia tidak melihat adanya bukti bahwa Iran saat ini sedang mengembangkan senjata nuklir.
Jika memang Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, AS dan sekutunya pasti akan dapat mendeteksi langkah tersebut sedini mungkin, kata Burns, Senin (7/10/2024).
Mengutip NBC News, dalam sebuah konferensi keamanan Cipher Brief di Sea Island, Georgia, Burns mengatakan Iran telah memajukan program nuklirnya dengan menimbun uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata.
Akibatnya, Iran dapat dengan cepat memperoleh cukup bahan fisil untuk bom atom jika mereka memilih untuk melakukannya.
Tapi Burns tidak melihat tanda-tanda itu.
"Tidak, kami tidak melihat bukti hari ini bahwa pemimpin tertinggi (Iran) telah membatalkan keputusan yang diambilnya pada akhir tahun 2003 untuk menangguhkan program persenjataan," kata Burns.
Burns mengatakan AS telah memantau aktivitas nuklir Iran secara ketat untuk mencari tanda-tanda bahwa rezim tersebut sedang terburu-buru membuat bom.
Baca juga: Orang-orang Kaya Israel Sibuk Cari Rumah Dilengkapi Bungker Anti Nuklir, Harganya Puluhan Miliar
"Kami tidak melihat bukti hari ini bahwa keputusan seperti itu telah dibuat. Kami mengamatinya dengan sangat cermat," kata Burns.
"Saya pikir kami cukup yakin bahwa, dengan bekerja sama dengan teman-teman dan sekutu kami, kami akan dapat mendeteksinya relatif lebih awal."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)