NATO: 10.000 Tentara Korut Tiba di Kursk, Bakal Bantu Rusia Lancarkan Serangan ke Ukraina
Sekretaris NATO mengungkap bahwa tentara Korut telah tiba di Kursk, wilayah garda depan konflik Rusia dan Ukraina.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Bobby Wiratama

“Menyerahlah! Ukraina akan menyediakan tempat berteduh, makanan, dan kehangatan bagi Anda,” tambahnya, sembari memperkenalkan saluran telepon khusus penyerahan diri “Saya Ingin Hidup,” imbuh Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina.
Perekrutan tentara Korut untuk berpartisipasi dalam invasi Rusia sebenarnya sudah ada sejak Februari 2022. Proyek ini dirancang untuk membantu prajurit Rusia di Ukraina yang tidak ingin berpartisipasi dalam invasi Rusia.
Adapun pasukan Korut yang tiba nantinya akan diawasi oleh Kim Yong Bok, wakil kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea.
Sebagai imbalan atas dukungan senjata dari Korea Utara, Rusia kabarnya memberikan bantuan teknologi dalam pengembangan program misil dan satelit mata-mata Korea Utara.
Korut Dituding Jadi Pemasok Senjata Rusia
Hubungan Rusia dan Korut diketahui telah terjalin lama, meningkat dan kian akrab terutama usai Putin meluncurkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Meski kemesraan yang terjalin antara Jong Un dan Vladimir Putin mendapat banyak pertentangan, namun hal tersebut tak membuat pemimpin Korut mundur.
Kim Jong-un secara terbuka menyatakan dukungan penuh dan solidaritas kepada pemerintah, tentara, dan rakyat Rusia dalam melaksanakan operasi militer khusus di Ukraina untuk melindungi kedaulatan, kepentingan keamanan, dan integritas wilayah.
"Kami sangat menghargai dukungan Anda yang konsisten dan tak tergoyahkan untuk kebijakan Rusia, termasuk dalam hal Ukraina," mengutip pernyataan Putin pada awal pembicaraan dengan Kim.
Untuk mendukung kemenangan Rusia dalam menginvasi Ukraina, Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer yang diduga membawa persenjataan ke Rusia.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan kepada anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat, Kang Dae-sik, kontainer-kontainer itu diperkirakan membawa lebih dari 6 juta peluru artileri kaliber 152 milimeter.
Adapun pengiriman senjata ini berlangsung dalam periode sekitar dua tahun, dilakukan Korut melalui pelabuhan timur Korea Utara, Najin.
"Untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan berlangsung lama di Ukraina, Rusia tampaknya telah bergerak untuk menjadikan Korea Utara sebagai basis pasokan senjata dan amunisi," demikian pernyataan dari lembaga tersebut dikutip dari Yonhap.
Meski Korut telah menyangkal kebenaran isu tersebut, namun AS yakin kedua negara tersebut telah menekan Perjanjian yang memungkinkan Pyongyang untuk mengirimkan unit tempurnya bergabung dengan pasukan Rusia di wilayah Oblast Donetsk.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.