Hamas Bersedia Gencatan Senjata Asal Ada Jaminan Penarikan Mundur Tentara Israel
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan Hamas terbuka terhadap perjanjian apa pun yang akan mengarah pada gencatan senjata
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hamas Bersedia Gencatan Senjata Asal Ada Jaminan Penarikan Mundur Tentara Israel
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, Rabu (30/10/2024) mengatakan kalau kelompoknya terbuka terhadap kesepakatan atau perjanjian apa pun yang akan mengarah pada gencatan senjata dan penarikan militer Israel dari Jalur Gaza.
Abu Zuhri menyerukan ke para pendukung Israel untuk melakukan tekanan efektif agar negara pendudukan menghentikan agresinya.
Baca juga: Tentara Israel: Pemukim Yahudi Ekstremis Mau Masuk Jalur Gaza, Hamas: Genosida Keji di Rumah Sakit
Zuhri menambahkan, keputusan Knesset Israel untuk melarang operasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Wilayah Pendudukan merupakan “keputusan yang tidak adil”.
Ia menyatakan kalau Israel telah menghancurkan kemampuan pertahanan sipil Gaza, sehingga tidak dapat menjalankan perannya di Gaza utara.
Ia menambahkan bahwa sekitar 600 warga Palestina telah ditahan di Gaza utara, dan nasib mereka saat ini belum diketahui.
Abu Zuhri juga menekankan kalau pasukan Israel sedang meningkatkan operasi militer terhadap warga sipil di Gaza, khususnya di wilayah utara, dan menggambarkan peningkatan ini sebagai “genosida.”
Berikut poin-poin kunci pernyataan Abu Zuhri:
- “Pendudukan meningkatkan genosida terhadap orang-orang di Gaza, terutama di utara.”
- “Pendudukan telah menghancurkan kemampuan pertahanan sipil, mencegah mereka memenuhi peran mereka di Gaza utara.”
- “Pendudukan telah menahan sekitar 600 warga Palestina di Gaza utara, dengan nasib mereka saat ini tidak diketahui.”
- “Kami menyerukan tekanan efektif pada pendukung pendudukan untuk menghentikan agresi.”
- “Suara Knesset Israel untuk melarang operasi UNRWA adalah keputusan yang tidak adil.”
- “Kami telah menanggapi permintaan mediator untuk membahas proposal baru untuk perjanjian gencatan senjata.”