Dikirim untuk Bantu Rusia, Prajurit Muda Korea Utara Hadapi Risiko Tanpa Pengalaman Tempur
Ribuan pasukan Korea Utara yang dikirim untuk membantu Rusia di medan perang melawan Ukraina ternyata adalah prajurit muda.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan pasukan Korea Utara yang dikirim untuk membantu Rusia di medan perang melawan Ukraina ternyata adalah prajurit muda.
Saat ini, ribuan pasukan Korea Utara tersebut diketahui sudah tiba di Oblast Kursk ditempatkan di barak hanya 50 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina, dikutip dari Kyiv Independent.
Menurut beberapa pengamat, prajurit muda ini tidak memiliki pengalaman tempur sebelumnya.
Mereka tidak terbiasa dengan medan perang dan kemungkinan akan diterjunkan ke medan pertempuran yang paling ganas.
Namun hal tersebut justru akan menimbulkan risiko besar bagi prajurit muda ini.
Sejalan dengan itu, mantan prajurit Korea Utara juga mengatakan bahwa mereka bangga karena dikerahkan ke Rusia.
Ini menjadi kesempatan langka untuk menghasilkan banyak uang, melihat negara asing untuk pertama kalinya dan mendapatkan perlakuan istimewa bagi keluarga mereka di rumah.
“Mereka masih terlalu muda dan tidak akan mengerti apa artinya. Mereka hanya akan menganggapnya sebagai suatu kehormatan untuk dipilih sebagai orang-orang yang akan pergi ke Rusia di antara banyak tentara Korea Utara,” kata mantang anggota unit pasukan khusus yang sama, Storm Corps, Lee Woong-gil, dikutip dari AP News.
Menurut Woong Gil, kemungkinan besar nyawa para prajurit muda ini tidak akan terselamatkan ketika berperang melawan Ukraina.
“Namun, saya pikir sebagian besar dari mereka kemungkinan besar tidak akan pulang hidup-hidup," katanya.
Pengamat lainnya yaitu Choi mengatakan bahwa para tentara muda ini tidak mengetahui nasib mereka kedepannya selama di Rusia.
Tidak ada yang mengira mereka akan pergi ke Rusia untuk mati," kata Choi.
Baca juga: Menhan AS: Dukungan Korea Utara Tidak Cukup untuk Memenangkan Rusia di Ukraina
Menurut Choi, pasukan muda ini hanya akan menjadi umpan yang menempatkan mereka dalam keadaan tidak aman.
"Namun, saya pikir mereka hanya umpan meriam karena mereka akan dikirim ke lokasi yang paling berbahaya dan pasti akan dibunuh," katanya.