Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Israel di Dekat Reruntuhan Sejarah Baalbek, PBB Serukan Perlindungan Warisan Budaya

Kota Baalbek di Lembah Bekaa diketahui memiliki reruntuhan Romawi yang signifikan dan diakui sebagai situs Warisan Dunia.

Editor: Muhammad Barir
zoom-in Serangan Israel di Dekat Reruntuhan Sejarah Baalbek, PBB Serukan Perlindungan Warisan Budaya
Nidal SOLH / AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di lokasi serangan udara Israel semalam di lingkungan Barak Gouraud di kota Baalbek di Lebanon timur, di sekitar reruntuhan Romawi kuno Heliopolis pada 29 Oktober 2024. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 60 orang tewas pada 28 Oktober dalam serangan Israel di beberapa daerah di dataran Bekaa timur, sebagian besar di wilayah Baalbek. 

Serangan Israel di Dekat Reruntuhan Sejarah Baalbek, PBB Serukan Perlindungan Warisan Budaya

TRIBUNNEWS.COM- Kota Baalbek di Lembah Bekaa diketahui memiliki reruntuhan Romawi yang signifikan dan diakui sebagai situs Warisan Dunia.

Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric, pada hari Rabu menegaskan perlunya melindungi situs warisan budaya, menyusul serangan Israel di dekat reruntuhan Baalbek yang terkenal.

Dalam jumpa persnya, Dujarric menyoroti situasi menyedihkan akibat perintah evakuasi besar-besaran yang dikeluarkan tentara Israel kepada penduduk Baalbek, sebelah timur negara itu.

“Hal ini menyebabkan pengungsian massal dan kepanikan di antara penduduk,” jelasnya, seraya menunjukkan bahwa perintah evakuasi lainnya juga dikeluarkan “di beberapa lokasi di Nabatieh”, sebelah selatan Lebanon.

Dalam sesi Tanya Jawab yang menyusul jumpa pers, seorang reporter menanyai juru bicara PBB tentang tidak adanya pernyataan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tentang perlunya melindungi situs Warisan Dunia seperti Baalbek.

“Anda memiliki kuil-kuil Romawi di sana. Ada gambar hari ini yang memperlihatkan asap mengepul di dekat kuil-kuil itu. Bukan di kuil-kuil itu, tetapi di dekat kuil-kuil itu, saya belum melihat pernyataan apa pun dari UNESCO tentang pelestarian dan perlindungan kuil-kuil itu,” tanyanya.

Berita Rekomendasi


“Ya, maksud saya, jelas, kami tidak ingin melihat adanya kerugian yang terjadi pada manusia dan juga warisan budaya,” jawab Dujarric.   

Juru bicara PBB melanjutkan, dunia telah menyaksikan penghancuran sejumlah situs budaya dalam konflik baru-baru ini, dan hal ini harus dihentikan karena situs-situs tersebut “tidak akan pernah bisa digantikan,” seraya menegaskan kembali perlunya melindungi situs-situs UNESCO.

Ketika ditanya apakah penghancuran situs warisan budaya dianggap sebagai kejahatan perang, Dujarric mengatakan bahwa ia tidak dapat memberikan jawaban pasti atas pertanyaan tersebut.

"Namun, saya dapat katakan bahwa kami tidak ingin melihat kerusakan terjadi di tempat itu," ungkapnya.   

Kota Baalbek di Lembah Bekaa dikenal sebagai tempat reruntuhan Romawi yang signifikan dan diakui sebagai situs Warisan Dunia. Kota ini juga merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 penduduk.

Penghancuran Sistematis

Dalam genosida lebih dari satu tahun di Gaza, Israel secara sistematis menargetkan situs budaya, sejarah, dan arkeologi di seluruh Jalur Gaza yang terkepung.

Pada awal perang, LSM Israel Emek Shaveh mengumumkan bahwa ratusan situs kuno, monumen bersejarah, museum, dan arsip telah rusak atau hancur.

“Kami telah memantau situasi sebaik mungkin sejak awal perang,” kata Emek Shaveh dalam sebuah pernyataan pada Januari lalu.

“Kehancurannya meluas,” organisasi itu menekankan.

Kantor media pemerintah Gaza juga berulang kali mengatakan bahwa tentara Israel telah menghancurkan ratusan situs arkeologi dan kuno dalam agresi yang sedang berlangsung di Gaza.

Perang di Lebanon

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif dalam cara yang terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel.

Israel meningkatkan agresinya dengan serangan teror siber pada tanggal 17 dan 18 September, yang merenggut nyawa sedikitnya 37 orang termasuk anak-anak, dan melukai sekitar 3000 lainnya.

Hal ini terjadi bersamaan dengan serangkaian pembunuhan terhadap para pemimpin Hizbullah, termasuk pembunuhan Sekretaris Jenderal partai perlawanan Hassan Nasrallah pada tanggal 27 September.

Perkembangan ini bertepatan dengan pengeboman dan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh tentara Israel di berbagai kota di Lebanon khususnya di selatan, Bekaa dan distrik selatan Beirut.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada tanggal 30 Oktober bahwa 2.822 warga Lebanon tewas dan 12.937 terluka sejak dimulainya agresi Israel di Lebanon.

Komite Darurat Pemerintah Lebanon mengumumkan pada tanggal 29 Oktober bahwa jumlah tempat penampungan telah mencapai 1.100 pusat dengan kapasitas maksimum.

Ketua komite, Menteri Lingkungan Hidup Nasser Yassin mengungkapkan bahwa jumlah total orang mengungsi melebihi 1,2 juta orang.

Menurut komite, 355.910 warga negara Suriah dan 167.295 warga negara Lebanon menyeberang ke wilayah Suriah dari 23 September hingga 29 Oktober.

 

SUMBER: Palestine Chronicle

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas