Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Capres Unggul Jumlah Suara tapi Belum Tentu Menang di Pilpres AS 2024, Kenapa?

Capres unggul jumlah suara tapi belum tentu menang di Pilpres AS 2024, kenapa? AS menerapkan sistem Electoral College untuk memilih capres-cawapres.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Capres Unggul Jumlah Suara tapi Belum Tentu Menang di Pilpres AS 2024, Kenapa?
Kolase Tribunnews/X/Twitter
Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump. 

Di Electoral College, elektor akan memberikan suaranya untuk memilih capres-cawapres.

Elektor biasanya adalah orang yang dipilih oleh partai yang maju pemilu dan biasanya merupakan anggota partai yang setia.

Mayoritas negara bagian mewajibkan elektor untuk memilih capres-cawapres sesuai dengan partai yang menang di negara bagian yang ia wakili.

Namun, ada juga elektor yang tidak terikat pada hasil pemilu rakyat, sehingga bisa memilih capres-cawapres yang berbeda, meski ini jarang terjadi.

3. "Winner Takes All" di Mayoritas Negara Bagian

Dalam aturan politik di AS, sebagian besar negara bagian, setidaknya 36 negara, menerapkan aturan "Winner Takes All".

Aturan Winner Takes All artinya jika satu partai menang dalam pemilu di satu negara bagian, maka partai tersebut berhak mengklaim seluruh suara di negara bagian tersebut.

Misalnya, partai A unggul dan hanya memiliki selisih tipis dengan partai B di negara bagian Texas, maka partai A menang dan berhak mengklaim seluruh suara rakyat di sana.

Berita Rekomendasi

Partai A juga berhak mengirim 40 elektor untuk mewakili Texas di Electoral College.

Dengan demikian, partai yang menang akan mendapat seluruh suara rakyat dan kuota elektor di negara bagian tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas