Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Luncurkan Uji Rudal saat AS Menggelar Pemilu: Tanda Pamer Kekuatan?

Korea Utara Luncurkan Sejumlah Uji Rudal untuk Pamer Kekuatan di Hari Pemilu AS.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Korea Utara Luncurkan Uji Rudal saat AS Menggelar Pemilu: Tanda Pamer Kekuatan?
Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea
Foto yang dirilis oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua baru "Hwasong-19" di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 31 Oktober 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menembakkan beberapa uji coba rudal balistik jarak pendek ke arah laut timurnya, ungkap militer Korea Selatan pada Selasa (5/11/2024), TIME melaporkan.

Peluncuran uji coba rudal itu, dilakukan pada hari yang sama ketika Amerika Serikat menggelar pemilu.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan tidak menyebutkan jumlah rudal yang terdeteksi atau seberapa jauh rudal-rudal tersebut, meluncur.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan rudal tersebut, diyakini mendarat di laut dan belum ada laporan kerusakan.

Beberapa hari sebelumnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji terbang rudal balistik antarbenua terbarunya, yang dirancang untuk mencapai daratan AS.

Menanggapi peluncuran itu, Amerika Serikat menerbangkan pesawat pengebom jarak jauh B-1B dalam latihan trilateral dengan Korea Selatan dan Jepang pada Minggu (3/11/2024) sebagai unjuk kekuatan.

Hal tersebut dikecam oleh saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong.

Gambar ini diambil pada tanggal 17 Oktober 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 18 Oktober 2024 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi komando Korps ke-2 Tentara Rakyat Korea, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (Photo by KCNA VIA KNS / AFP)
Gambar ini diambil pada tanggal 17 Oktober 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 18 Oktober 2024 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi komando Korps ke-2 Tentara Rakyat Korea, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (AFP/STR)
Berita Rekomendasi

Pada hari Selasa, Kim Yo Jong menuduh para pesaing Korea Utara meningkatkan ketegangan dengan ancaman militer yang agresif.

Pejabat Korea Selatan mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan meningkatkan aksi militernya menjelang pemilihan presiden AS untuk menarik perhatian Washington.

Badan intelijen militer Korea Selatan mengatakan minggu lalu bahwa Korea Utara kemungkinan juga telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuhnya.

Pejabat asing dan analis mengatakan Korea Utara akhirnya berharap untuk menggunakan persenjataan nuklir sebagai "pengaruh" untuk mendapat keringanan sanksi setelah presiden AS yang baru terpilih.

Baca juga: Peta Kekuatan Capres Donald Trump dan Kamala Harris di 50 Negara Bagian AS

Kandidat Presiden yang Lebih Disukai Kim Jong Un

Secara umum, diyakini bahwa Kim Jong Un lebih suka jika Donald Trump menang dalam pemilihan kali ini.

Trump pernah terlibat dalam diplomasi nuklir dengannya pada tahun 2018-2019.

Kim Jong Un melihat Trump sebagai mitra yang lebih mungkin untuk memberinya apa yang diinginkannya daripada kandidat Demokrat Kamala Harris, mengutip TIME.

Selama kampanye, Trump juga membanggakan hubungan pribadinya dengan Kim Jong Un.

Pembelot Korea Utara juga menyatakan hal serupa.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC pada Agustus 2024, Ri Il Kyu mengatakan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih akan menjadi kesempatan sekali dalam seribu tahun bagi Korea Utara.

Ri memberikan gambaran tentang apa yang ingin dicapai oleh salah satu negara paling tertutup di dunia itu.

Ia mengatakan, Korea Utara masih memandang Trump sebagai seseorang yang dapat diajak bernegosiasi mengenai program senjata nuklirnya, meskipun pembicaraan antara Trump dan Kim Jong Un gagal pada tahun 2019.

Sebelumnya, Trump menyebut hubungan dengan Kim Jong Un sebagai pencapaian utama masa jabatannya sebagai presiden.  

Korea Utara berharap dapat memanfaatkan hubungan pribadi yang dekat ini untuk keuntungannya, kata Ri, yang bertentangan dengan pernyataan resmi Pyongyang bulan sebelumnya bahwa mereka "tidak peduli" siapa yang menjadi presiden AS.

Negara nuklir itu tidak akan pernah menyingkirkan senjatanya, menurut Ri, dan mungkin akan mencari kesepakatan untuk membekukan program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi AS. 

Namun, ia mengatakan, Pyongyang tidak akan bernegosiasi dengan itikad baik.

"Menyetujui untuk membekukan program nuklirnya akan menjadi taktik, 100 persen penipuan", katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas