Kata Warga Gaza soal Pemilu AS: Tidak Ada Presiden AS yang Akan Dukung Kami
Sejumlah warga Gaza buka suara soal Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Ini kata warga di Gaza tentang Pemilu AS 2024.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah warga Gaza buka suara soal Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS).
Perang Israel di Gaza semakin tidak populer di Amerika Serikat, khususnya di kalangan anak muda Amerika.
Meski begitu, baik pimpinan Demokrat maupun Republik bersikeras bahwa mereka sepenuhnya mendukung Israel.
Tapi mereka juga menyerukan diakhirinya konflik yang telah menyebar ke Lebanon.
Di AS, banyak warga Amerika Arab dan Muslim, serta kaum progresif pro-Palestina lainnya, menganggap pemerintahan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris bertanggung jawab karena tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan pertumpahan darah.
Banyak yang mengatakan mereka tidak dapat memilih kandidat tersebut dalam Pemilu AS 2024, meskipun kandidat Republik Donald Trump telah dengan tegas berada di kubu pro-Israel.
Hal itu telah menyebabkan perdebatan sengit mengenai tindakan terbaik yang harus diambil oleh mereka yang menginginkan agar Israel dipaksa menghentikan serangan militernya terhadap Palestina dan Lebanon.
Namun, bagaimana dengan tempat-tempat yang paling terpengaruh oleh kebijakan siapa pun yang akan dipilih rakyat Amerika untuk menjadi presiden berikutnya pada tanggal 5 November?
Dikutip dari Al Jazeera, ini kata warga di Gaza tentang Pemilu AS 2024.
Penduduk Jabalia: Jika Trump menang, bencana telah menimpa kami
Al Jazeera bertanya kepada tiga warga Gaza, salah satunya Ammar Joudeh, dari Jabalia.
"Jika Trump menang, bencana telah menimpa kami," katanya.
Baca juga: Pemilu AS 2024, Narapidana di Los Angeles County Nyoblos di Penjara
Menurutnya, kepresidenan Trump membawa bencana bagi perjuangan Palestina.
Sebab, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan normalisasi dengan negara-negara Arab meningkat.
"Jika Trump menang, kami akan terusir ke Semenanjung Sinai (di Mesir),"