Netanyahu Reshuffle Jabatan, Kepala Shin Bet dan IDF Bakal Jadi Target Pemecatan Selanjutnya
pimpinan pasukan Shin Bet, Ronen Bar dan kepala IDF Herzi Halevi, bakal jadi target pemecatan selanjutnya yang akan dilakukan PM Netanyahu.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Kepala pimpinan pasukan Shin Bet, Ronen Bar dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, bakal jadi target pemecatan selanjutnya yang akan dilakukan PM Netanyahu.
Isu reshuffle mencuat usai media lokal, Haaretz, mengatakan bahwa sumber yang dekat dengan Netanyahu, tengah mempertimbangkan pemecatan Halevi dan Bar.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Surat kabar Yedioth Ahronoth yang juga melaporkan rencana pemecatan yang menargetkan Halevi dan Bar dalam waktu dekat.
Netanyahu sendiri hingga kini masih enggan untuk memberikan komentar apapun terkait isu reshuffle jabatan yang menargetkan pimpinan pasukan Shin Bet, Ronen Bar dan kepala IDF, Herzi Halevi
Sementara pejabat senior Israel membantah kabar tersebut.
Meski demikian, ia tak menampik bahwa tidak tertutup kemungkinan bagi Netanyahu untuk memecat Halevi dan Bar.
“Seorang pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu mengatakan, bahwa Netanyahu belum membahas rencana pemecatan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya langkah-langkah seperti itu di masa mendatang,' tegas laporan Yedioth Ahronoth mengutip Anadolu.
Netanyahu Pecat Menhan Israel
Adapun rencana pemecatan dilakukan tepat setelah PM Netanyahu mendepak Yoav Gallant dari kursi Kementerian Pertahanan pada Rabu (6/11/2024).
Netanyahu berdalih pemecatan dilakukan karena hilangnya kepercayaan menyusul berbagai cekcok antara keduanya yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
"Selama beberapa bulan terakhir, kepercayaan telah terkikis. Mengingat hal ini, saya memutuskan pada hari ini untuk mengakhiri masa jabatan Menteri Pertahanan," ucap Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya.
Baca juga: Komentar Pertama Yoav Gallant Setelah Diberhentikan dari Jabatannya Sebagai Menhan oleh Netanyahu
Pasca memecat Gallant, Netanyahu langsung menunjuk Menteri Luar Negeri Israel Katz untuk mengisi posisi menteri pertahanan baru, menggantikan Gallant. Semenatra posisi Katz akan ditempati oleh Gideon Sa'ar.
Menanggapi hal itu, Gallant mengungkapkan tiga alasan pemecatan dirinya.
Pertama, karena sikap oposisinya terhadap undang-undang 'korup' yang diajukan Netanyahu agar membebaskan kelompok ultra-orthodoks (heredim) dari wajib militer untuk bergabung ke IDF
Kedua, karena Gallant dianggap gagal dalam mencapai kesepakatan pertukaran sandera,
Alasan ketiga, adalah Netanyahu yang enggan membentuk Komisi Nasional Pencari Fakta untuk peristiwa serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Pejabat Israel Protes
Merespon pemecatan sepihak yang dilakukan Netanyahu, sejumlah pimpinan Israel kompak melayangkan kritikan kepada Netanyahu.
Seperti Yair Golan, pemimpin Partai Demokratik Israel, mengeluarkan seruan kepada X, mendesak orang-orang untuk melakukan protes di jalan menyusul pemecatan Gallant.
Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid menulis di X: “Memecat Gallant di tengah perang adalah tindakan gila, saya menyerukan kepada warga Israel untuk turun ke jalan malam ini sebagai bentuk protes.”
Secara terpisah, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memuji keputusan Netanyahu untuk memecat Gallant, dengan menyatakan pada X bahwa perdana menteri telah bertindak baik dengan mencopotnya dari jabatannya.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)