Dipicu Aksi Rasis, Suporter Bola Israel Diamuk Massa, IDF Dilarang Pergi ke Belanda
Suporter bola Israel diamuk orang-orang di Belanda setelah bertindak rasis. Sementara itu, warga Israel termasuk personil IDF dilarang pergi ke sana.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
![Dipicu Aksi Rasis, Suporter Bola Israel Diamuk Massa, IDF Dilarang Pergi ke Belanda](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Warga-Israel-yang-Babak-Belur-Dikeroyok-Suporter-Bola-Belanda.jpg)
Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Palestina prihatin atas serangkaian peristiwa kekerasan yang terjadi di kota Amsterdam, Belanda, yang diawali dengan hasutan kekerasan dan rasisme anti-Palestina dan anti-Muslim yang ditunjukkan oleh suporter bola Israel, saat mereka menyerang rumah dan toko yang mengibarkan bendera Palestina.
"Kurangnya akuntabilitas atas kekerasan sistematis dan berlanjutnya normalisasi rasisme telah menyebabkan lebih banyak insiden yang tidak menguntungkan, seperti yang terjadi di Amsterdam. Tidak ada tempat untuk kekerasan dan kebencian dalam segala bentuknya dalam olahraga," kata asosiasi itu, dikutip dari Wafa.
Asosiasi Sepak Bola meminta Uni Eropa dan FIFA untuk mengatasi normalisasi retorika genosida, rasis, anti-Islam dan anti-Palestina di kalangan penggemar sepak bola Israel, dan menerapkan langkah-langkah nyata.
Israel Larang IDF Pergi ke Belanda
Israel melarang tentaranya bepergian ke Belanda menyusul ketegangan dan kerusuhan di ibu kota, Amsterdam.
“Berdasarkan penilaian situasi, diputuskan untuk melarang penerbangan ke Belanda bagi semua perwira militer sampai pemberitahuan lebih lanjut," lapor KAN.
Selain itu, Kementerian Keamanan Dalam Negeri mendesak warga Israel di Amsterdam, setelah serangan tersebut, untuk tetap berada di kamar hotel tempat mereka tinggal.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.469jiwa dan 102.561 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (9/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari The New Arab.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.