Perusuh Israel Mengacau di Amsterdam, Robek Bendera Palestina hingga Pukul Sopir Arab
Perusuh Israel mengacau di Amsterdam, Belanda. Mereka menyerang warga sipil yang mendukung Palestina.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.com - Perusuh Israel mengacau di Amsterdam, Belanda, selagi mereka memberikan dukungannya terhadap klub sepak bola Maccabi Tel Aviv.
Mereka telah mengacau dan melakukan aksi vandalisme di Amsterdam pada Rabu (6/11/2024) dan Kamis (7/11/2024), dengan melakukan tindakan kekerasan anti-Palestina dan anti-Arab.
Para perusuh Israel yang mengenakan pakaian hitam dan berkerudung itu merobek bendera Palestina yang dipasang di beberapa rumah, dilansir Press TV.
Mereka juga dilaporkan melakukan penyerangan dan pemukulan terhadap sopir taksi Arab dan penduduk setempat lainnya.
Mereka juga dikatakan meneriakkan serangkaian hinaan anti-Palestina dan anti-Arab, termasuk mendorong kekerasan besar-besaran militer Israel terhadap orang-orang Arab di kawasan Asia Barat.
Slogan yang digunakan para perusuh tersebut mencakup ejekan genosida, seperti "tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak yang tersisa."
Baca juga: Ribuan Santri Serukan Boikot Produk Terafiliasi Israel: Aksi Kemanusiaan untuk Palestina
Kerusuhan yang dipicu warga Israel di Amsterdam itu telah dikonfirmasi anggota dewan kota senior, Jazie Veldhuyzen.
"Pada Rabu malam, (warga Israel) penggemar Maccabi mulai menyerang rumah-rumah yang memasang bendera Palestina dan warga Amsterdam yang pro-Palestina. Saat itulah kekerasan dimulai," jelas Veldhuyzen, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Kerusuhan, imbuh Veldhuyzen, berlanjut hingga Kamis, di mana perusuh Israel meneriakkan lagu yang mengejek kematian anak-anak di Gaza.
Ia menekankan, perusuh-perusuh itu termasuk mantan tentara Israel.
"Mereka adalah orang-orang yang terlatih dan berpotensi menjadi penjahat perang."
"Ingat, mereka menyerang warga sipil pro-Palestina di Athena pada Maret. Mereka seharusnya tidak diizinkan masuk ke Amsterdam," jelas Veldhuyzen.
Menurut Veldhuyzen, meskipun ada risiko yang dapat diperkirakan, tindakan yang memadai oleh pihak berwenang masih kurang.
"Polisi hanya turun tangan untuk melindungi para perusuh Maccabi ketika warga Amsterdam bangkit untuk mempertahankan rumah mereka," katanya.