Setelah Gallant Dipecat, Dirjen Kementerian Keamanan Israel Ajukan Pengunduran Diri
Direktur Jenderal Kementerian Keamanan Israel Mayor Jenderal (Purn.) Eyal Zamir dilaporkan telah mengajukan pengunduran diri.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal Kementerian Keamanan Israel Mayor Jenderal (Purn) Eyal Zamir dilaporkan telah mengajukan pengunduran diri kepada Menteri Keamanan Baru, Israel Katz.
Menurut media Israel, The Times of Israel, permintaan Zamir untuk mengundurkan diri dari jabatannya telah disampaikan kepada Katz dalam pertemuan pertamanya pada hari Jumat (22/11/2024), lalu.
Awalnya, Zamir setuju atas permintaan Katz yaitu untuk menjabat sebagai Direktur Keamanan Israel sementara waktu di tengah pergantian Menhan Israel.
Namun beberapa hari setelah keputusan tersebut, Zamir justru mengajukan pengunduran diri.
Kabar ini tampaknya mengejutkan para pejabat keamanan.
Pasalnya, Zamir dianggap ahli dalam menjaga keberlangsungan upaya perang Israel di tengah perombakan menteri.
Tak hanya itu, selama masa pergantian menteri ini, Katz dilaporkan sangat bergantung dengan keberadaan Zamir.
Zamir juga memiliki pengalaman dan jabatan yang tinggi sebelumnya.
Ia pernah menjabat sebagai kepala staf militer Israel.
Zamir juga dua kali dicalonkan untuk jabatan militer tertinggi.
Hingga akhirnya Gallant mengangkat Zamir sebagai Direktur Jenderal Kementerian pada tahun lalu, dikutip dari Al Mayadeen.
Keputusan Zamir ini menyusul pemecatan Gallant.
Baca juga: Video Memalukan antara Yoav Gallant dan Penjaga Kantor Netanyahu Sengaja Disebar, Menteri Di-Prank
Ini menggarisbawahi perpecahan dan krisis kepercayaan di antara para pejabat Israel karena konflik terus berlanjut di berbagai bidang.
Sebelumnya, PM Israel, Benjamin Netanyahu memecat Gallant pada Selasa (5/11/2024), malam, waktu setempat.
Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa Netanyahu memberi tahu Gallant tentang pemecatannya dari jabatannya.
Posisi Galant saat ini digantikan oleh Katz.
Gallant Ungkap Penyebab Pemecatannya
Setelah resmi dipecat oleh Netanyahu, Gallant akhirnya mengungkapkan alasan pemecatan dirinya.
Gallant mengatakan bahwa alasan pemecatan dirinya disebabkan oleh perbedaan pendapat dengan PM Netanyahu.
Terutama tentang wajib militer bagi kaum Yahudi Haredi, dan menegaskan penolakannya terhadap pengesahan undang-undang yang diskriminatif dan korup.
Faktor lainnya adalah ketidaksepakatan mengenai masalah sandera Israel di jalur Gaza.
Dengan tegas, Gallant menjelaskan bahwa sandera Israel hanya dapat kembali apabila terjadi kesepakatan dengan Hamas.
"Siapa pun yang tewas di antara para sandera tidak akan pernah bisa dikembalikan. Tidak ada dan tidak akan pernah ada penebusan dosa karena menelantarkan para sandera," katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Alasan terakhir yang menjadi faktor dirinya dipecat adalah perlunya mengambil pelajaran setelah melakukan penyelidikan menyeluruh atas serangan pada 7 Oktober 2023, yang merupakan kegagalan keamanan.
Konflik Palestina vs Israel
Israel terus melancarkan serangan dahsyat terhadap Gaza sejak Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Total korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 mencapai lebih dari 43.600 orang.
Sebagian besar korban tewas merupakan wanita dan anak-anak.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Yoav Gallant dan Israel Katz