Drone Hizbullah Jatuh di Tel Aviv, Targetkan Markas Besar Militer Israel hingga Pabrik Senjata
Drone Hizbullah menargetkan markas besar militer Israel di Tel Aviv yang juga kantor Kementerian Keamanan Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.com - Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, untuk pertama kalinya menyerang markas besar militer Israel di Tel Aviv.
Pada Rabu (13/11/2024), Hizbullah mengatakan pihaknya telah melakukan "serangan udara menggunakan satu skuadron drone peledak" dan menargetkan pangkalan militer HaKirya.
Pangkalan itu menampung lembaga-lembaga militer utama Israel.
"Pangkalan itu berfungsi sebagai (kantor) kementerian keamanan dan staf umum, ruang manajemen perang, serta otoritas kontrol dan pengawasan militer angkatan udara Israel," jelas Hizbullah, dikutip dari Press TV.
Drone Hizbullah juga menargetkan pangkalan Amos Israel yang menjadi pusat dukungan logistik dan transportasi utama, di wilayah utara yang diduduki.
Pabrik produksi senjata IWI Israel di Ramat HaSharon, pinggiran Tel Aviv, juga menjadi sasaran Hizbullah, lapor Al Mayadeen.
Baca juga: Utusan Palestina untuk PBB Tegaskan Negaranya Tak Akan Hilang: Kami seperti Pohon Zaitun
Pejuang kelompok itu menggunakan roket canggih dan secara akurat mengenai sasaran.
Serangan itu merupakan bagian dari rangkaian operasi Khaybar dan di bawah seruan "Labbyaka ya Nasrallah".
Hizbullah melancarkan operasi pertamanya saat Rabu fajar, menargetkan sekumpulan pasukan Israel di Maroun al-Ras menggunakan roket.
Sore harinya, pasukan Israel lainnya di lokasi yang sama juga menjadi sasaran.
Sepanjang hari, tentara pendudukan juga menjadi sasaran serangan roket di permukiman Manara, Sa'sa, dan Avivim di perbatasan Lebanon-Palestina.
Sementara itu, permukiman Katzrin dan Kfar Vradim juga dibombardir, sebagai bagian dari kerangka peringatan yang dikeluarkan oleh Perlawanan Islam terhadap beberapa permukiman di utara.
Di sisi lain, militer Israel tak berkomentar mengenai serangan Hizbullah.
Namun, mereka mengeklaim, telah berhasil mencegah dua drone dari total 40 drone yang diluncurkan dari Lebanon.
Serangan balasan Hizbullah terjadi beberapa jam setelah Israel menyerang pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Setidaknya 28 orang tewas dan banyak lainnya terluka, menurut pejabat kesehatan Lebanon.
Baku tembak terjadi setelah tentara Israel mengakui, beberapa tentaranya tewas di Lebanon selatan.
Sumber-sumber berbahasa Ibrani melaporkan jumlah korban tewas sebanyak delapan orang.
Hizbullah telah melancarkan serangan roket dan pesawat tak berawak di wilayah utara yang diduduki untuk mendukung sekutu Palestina-nya, Hamas, menyusul dimulainya perang genosida di Gaza Oktober lalu.
Sejak itu, sedikitnya 3.360 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon, sebagian besar tewas sejak akhir September, ketika rezim tersebut melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan.
Kementerian Kesehatan mengatakan, 216 anak-anak termasuk di antara korban, termasuk 308 pekerja medis.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)