Hasil Pemungutan Suara Bersejarah di PBB: Palestina Berhak Tentukan Nasib Sendiri, 6 Negara Menolak
Ada enam negara penentang resolusi kemerdekaan Palestina, sembilan negara abstain sedangkan mayoritas setuju Palestina merdeka
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menurut laporan Komite PBB yang mencakup peristiwa dari 7 Oktober 2023 hingga Juli, Israel secara sengaja membunuh warga Palestina dengan cara membuat mereka kelaparan dan melukai mereka.
"Korban sipil massal dan kondisi yang mengancam jiwa yang sengaja dijatuhkan kepada warga Palestina," jelas laporan baru Komite Khusus PBB, dikutip dari Al Mayadeen.
Kampanye pengeboman Israel yang luas telah memusnahkan layanan penting di Gaza dan menyebabkan bencana lingkungan yang akan menimbulkan dampak kesehatan yang berkelanjutan.
Tidak hanya itu, ini menjadi kekhawatiran yang serius terlebih ketika Israel menggunakan teknologi kecerdasan buatan oleh Israel untuk memilih targetnya dengan pengawasan manusia yang minimal.
Dengan penggunaan AI ini mengakibatkan jumlah kematian wanita dan anak-anak yang sangat banyak.
"Hal ini menggarisbawahi pengabaian Israel terhadap kewajibannya untuk membedakan antara warga sipil dan kombatan dan mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk mencegah kematian warga sipil," tambahnya.
Genosida ini terus terjadi meskipun adanya seruan PBB yang berulang, perintah mengikat dari Mahkamah Internasional, dan resolusi Dewan Keamanan.
Selama serangan terus berlanjut, Israel juga terus menargetkan jurnalis.
Baca juga: Human Rights Watch Rilis Laporan Kejahatan Perang Israel di Gaza, Disebut Lakukan Pembersihan Etnis
Menurut laporan Komite PBB, ini adalah hal yang disengaja Israel untuk membungkam media.
"Ini merupakan upaya yang disengaja untuk memblokir akses global terhadap informasi," demikian temuan komite tersebut.
Komite tersebut juga mengutuk tindakan Israel yang selalu menyudutkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, dan PBB secara keseluruhan.
Ini dianggap sebagai pencamaran nama baik yang disengaja oleh Israel agar bantuan tidak terus mengalir di Gaza.
“Pembungkaman pelaporan yang disengaja ini, dikombinasikan dengan disinformasi dan serangan terhadap pekerja kemanusiaan, merupakan strategi yang jelas untuk melemahkan pekerjaan penting PBB, memutus jalur bantuan yang masih mencapai Gaza, dan menghancurkan tatanan hukum internasional,” katanya.
Pada awal tahun 2024, Komite PBB membuat laporan yang mengatakan Israel menyerang Gaza dengan lebih dari 25.000 ton bahan peledak yang setara dengan dua bom nuklir.