Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Serang Pelabuhan Haifa dan Galilea, Israel Bombardir Besar-besaran Beirut

Militer Israel mengonfirmasi penembakan sedikitnya 35 roket dari Lebanon ke pelabuhan Haifa dan Galilea di Palestina utara yang diduduki Israel.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hizbullah Serang Pelabuhan Haifa dan Galilea, Israel Bombardir Besar-besaran Beirut
MNA/screenshot
Serangan udara besar-besaran jet tempur Israel terhadap Haret Hreik, sebuah lingkungan di pinggiran selatan Beirut, Sabtu (16/11/2024). 

Lebih dari 3.400 orang tewas, hampir 14.600 orang terluka dan lebih dari 1 juta orang mengungsi akibat serangan Israel sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.

Setidaknya 19 warga Israel terluka, termasuk empat sedang, ketika sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menghantam sebuah bangunan di Tira, Israel Tengah pada hari Sabtu (2/11/2024).
Setidaknya 19 warga Israel terluka, termasuk empat sedang, ketika sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menghantam sebuah bangunan di Tira, Israel Tengah pada hari Sabtu (2/11/2024). (anews/tangkap layar)

Ekonomi Israel Makin Merosot

Koresponden urusan militer untuk Israel Hayom menyebut, sejauh agresi militer darat pasukan Israel (IDF) ke Lebanon, belum ada tanda-tanda kalau militer IDF bisa mengalahkan Hizbullah.

Pihaknya juga menekankan bahwa kini situasinya IDF masih jauh dari kata 'selesai'.

Ia mencatat sentimen tersebut tidak hanya dibicarakan oleh para pemukim Israel di utara dan tentara zionis yang bertempur di Lebanon selatan.

Namun juga oleh penduduk Tel Aviv, mengutip Channel 12.

"Tidak diragukan lagi bahwa pencapaian Israel semakin berkurang seiring berjalannya waktu, sementara pencapaian Hizbullah semakin meningkat," bunyi laporan di Channel 12.

Berita Rekomendasi

Senada dengan itu, penasihat strategis Barak Sari mengatakan bahwa Hizbullah tengah bergerak menuju perang gesekan yang berkepanjangan.

"Israel kurang siap menghadapi konflik jenis ini, karena negara itu berupaya untuk kembali ke keadaan normal dan memulihkan ekonomi serta masyarakatnya."

Sementara itu Moshe Davidovich, kepala Forum Pemukiman Garis Depan Israel di wilayah utara Palestina yang diduduki, menggambarkan keadaan tenang yang aneh bercampur dengan kepanikan ekstrem.

Hal itu disebabkan oleh intensitas serangan roket dan pesawat tak berawak dari Lebanon selama tiga hari terakhir.

Davidovich mengatakan bahwa kepanikan dimulai dengan serangan pesawat tanpa awak, dan itu sekarang telah menjadi rutinitas.


"Seiring berjalannya waktu, tekanan Hizbullah terus meningkat," ujarnya, mengutip Al Mayadeen.

Baca juga: Surat Naim Qassem kepada Para Pejuang Hizbullah: Kalian Kebanggaan yang Mengguncang Fondasi Zionisme

"Kami ingin membawa para pemukim kembali ke utara , tetapi ketenangan harus dipulihkan terlebih dahulu. Situasinya masih sangat sensitif, dengan ketegangan yang meningkat sangat tinggi," lanjutnya.

Davidovich juga menyatakan bahwa wilayah utara telah berada dalam keadaan kekacauan besar dalam beberapa hari terakhir.

Davidovich menyatakan para pemukim (Israel) tidak merasa aman, dan mereka juga tidak yakin dapat kembali ke rumah mereka, karena mereka.

 

(oln/MNA/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas