Menteri Pertahanan Iran Pergi ke Suriah setelah Serangan Israel, Ada Apa?
Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasir Zadeh, mengunjungi Suriah untuk bahas kerjasama keamanan. Kunjungan ini setelah Israel menyerang Damaskus.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasir Zadeh, tiba di ibu kota Suriah, Damaskus pada Sabtu (16/11/2024).
Ia akan memimpin delegasi keamanan tingkat tinggi untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Suriah.
"Delegasi Iran akan membahas perkembangan terkini di kawasan secara umum dan penguatan koordinasi dan kerja sama antara kedua negara sahabat, dengan cara yang berkontribusi untuk melanjutkan perang melawan terorisme dan mencapai keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut," lapor kantor berita resmi Suriah, SANA.
Setibanya di Damaskus, Menteri Pertahanan Iran memberikan sambutannya.
“Berdasarkan rekomendasi Pemimpin Revolusi Islam, kami siap memberikan segala cara untuk mendukung sahabat Suriah," katanya dalam pernyataan yang diberitakan Mehr News.
Dia mengatakan Suriah memiliki posisi strategis dalam kebijakan luar negeri Iran dan kunjungannya ke Damaskus dilakukan atas undangan mitranya dari Suriah.
"Kami akan berdiskusi dengan para pejabat politik dan militer beberapa masalah umum di bidang pertahanan dan keamanan, untuk memperluas dan mengembangkan hubungan di bidang ini antara kedua negara," katanya
Kunjungan Menteri Pertahanan Iran ke Suriah terjadi ketika Suriah berulang kali diserang oleh Israel.
Israel mengklaim serangan itu menargetkan kepentingan yang berafiliasi dengan Hizbullah Lebanon dan Iran serta pihak militer rezim Suriah.
Israel memperluas serangannya ke Suriah selain menyerang Jalur Gaza, Lebanon, Irak, dan Iran.
Pada hari yang sama dengan kunjungan Menteri Pertahanan Iran ke Suriah, Iran mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini yang membunuh 15 warga Suriah di kota Mazzeh dan Qudsaya yang terletak di pinggiran kota Damaskus.
Baca juga: Iran Peringatkan Kecerobohan Israel Dapat Picu Konflik Global
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Suriah.
"Perluasan tindakan agresi dan kejahatan Israel ke negara-negara tetangga serta pelanggaran berat berulang kali yang dilakukan Israel terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Suriah merupakan agresi yang terang-terangan," katanya, Sabtu (16/11/2024), dikutip dari Tasnim News.
Ia mengutuk tindakan-tindakan tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional dan contoh kejahatan perang.
Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil tindakan untuk menghentikan tindakan agresif ini dan meminta pertanggungjawaban Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.799 jiwa dan 103.601 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (16/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel