Partai Arab-Yahudi di Knesset: Netanyahu dan Gallant Harus Bayar Mahal atas Kehancuran di Gaza
Partai Arab-Yahudi apresiasi ICC setelah resmi mengeluarkan surat penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.com - Partai Arab-Yahudi di parlemen Israel, Knesset, mengapresiasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dirilisnya surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, Kamis (21/11/2024).
Diketahui, ICC resmi merilis surat penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Jalur Gaza.
"ICC memutuskan berdasarkan bukti yang jelas. Serangan Israel di Gaza merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," ungkap partai itu, Kamis, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Lebih lanjut, partai tersebut menilai Netanyahu dan Gallant harus membayar mahal atas perbuatan mereka.
Menurutnya, kedua pejabat itu menjadi sosok paling bertanggung jawab atas kehancuran di Gaza dan tewasnya lebih dari 44 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.
"Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab atas kehancuran total Gaza dan pembunuhan massal warga sipil Palestina. Mereka harus membayar mahal," tegas partai itu.
Baca juga: Houthi Yaman Tantang US Navy, Singgung Kapal Amerika USS Eisenshower Sukses Dipermalukan
Sementara itu, Partai Israel, yang memiliki lima kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang, mengkritik perang Tel Aviv yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon.
Partai Israel menilai sikap Netanyahu melanjutkan serangan di Gaza dan memulai kembali perang di Lebanon, membuat Israel menjadi negara kriminal.
Hal itu, lanjut partai tersebut dalam pernyataannya, justru akan menghancurkan masyarakat Israel.
"Perang yang tak berkesudahan tidak hanya menghancurkan Gaza dan Lebanon, mengecualikan hak penentuan nasib sendiri dari rakyat Palestina, dan menghancurkan masyarakat Israel, tetapi juga mengubah Israel menjadi negara paria kriminal," urainya.
Karena itu, Partai Israel mendesak perang dan aksi pendudukan harus segera diakhiri.
"Demi masa depan kedua bangsa, perang harus berakhir sekarang. Sudah waktunya untuk menjatuhkan pemerintah, mengubah arah, dan berjuang untuk mengakhiri pendudukan dan penyelesaian politik," imbuhnya.
Anggota partai Ofer Cassif, pada bagiannya, menyebut pemerintah Netanyahu "kriminal".
"Kebenaran tidak dapat disembunyikan selamanya, bahkan jika oposisi dengan menyedihkan bergabung dengan pemerintah kriminal dan menggunakan slogan usang dan menipu: "antisemitisme"," ungkapnya pada X.