Cara Pasukan Israel Bertahan Saat Dihajar Musim Dingin dalam Perang di 7 Front Sekaligus
Musim dingin 2024 menyelimuti tidak hanya Gaza tetapi juga wilayah pegunungan Lebanon yang lebih kasar, apakah IDF dapat mempertahankan efektivitas?
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Selain berupaya meningkatkan operasinya sendiri, komando tersebut telah mendistribusikan sekitar 2,5 juta item pakaian dan alas kaki dan menciptakan berbagai fasilitas baru untuk membuat seluruh militer lebih siap berperang.
Fasilitas-fasilitas baru itu termasuk 15 lapangan tembak baru, 40 dapur baru, 120 area kerja baru, dan 30 fasilitas makanan keliling.
"Hampir satu juta paket makanan tambahan telah didistribusikan serta 35.000 makanan hangat khusus medan perang, menggunakan teknologi yang baru dikembangkan," katanya.
Semesta Melawan
Tantangan berat lainnya bagi agresi dan invasi IDF adalah menghadapi kondisi lingkungan saat perang.
"Pertanyaan utama selama pertempuran musim dingin 2023 di Gaza dan dengan musim dingin 2024 yang menyelimuti tidak hanya Gaza tetapi juga wilayah pegunungan Lebanon yang lebih kasar adalah apakah IDF dapat mempertahankan efektivitas operasional selama musim dingin?" tanya ulasan tersebut.
IDF mengatakan pihaknya telah mendistribusikan sekitar 300.000 perlengkapan musim dingin bagi prajuritnya agar tetap hangat dan efektif.
The Jerusalem Post mengklaim, sudah melihat berbagai macam barang tersebut pada Senin (25/11/2024), termasuk berbagai tingkat pakaian untuk pasukan khusus di daerah pegunungan yang sangat dingin dibandingkan dengan pakaian hangat yang lebih standar untuk infanteri reguler.
"The Jerusalem Post juga melihat berbagai macam barang elektronik khusus yang dirancang militer untuk menjaga prajuritnya tetap hangat dan efektif dalam kondisi medan perang, termasuk di musim dingin," klaim laporan tersebut.
Baca juga: Pakar Militer: Korban IDF Menggunung di Lebanon, Diberondong Al Qassam dari Jarak Dekat di Jabalia
Korban IDF Terus Meningkat, Fisik dan Psikis
Bagian dari Komando Logistik adalah Korps Medis, yang dipimpin oleh Brigjen Zivan Aviad-Bar.
Menurut IDF, Korps Medis telah menangani sekitar 6.000 tentara yang terluka, 700 di antaranya sebagai bagian korban dari invasi Lebanon.
Selama Perang Lebanon Kedua tahun 2006, pasukan ini menangani 833 orang yang terluka, dan selama konflik Gaza tahun 2014, menangani 709 orang yang terluka.
Selanjutnya, IDF menyatakan kalau seorang perwira medis senior, secara rata-rata, bisa menjangkau prajurit yang terluka selama perang saat ini dalam waktu antara 0-4 menit, sedangkan pada tahun 2006, lama waktu penundaannya adalah antara 10-25 menit.
Waktu rata-rata perjalanan dari lapangan ke rumah sakit dengan helikopter adalah 66 menit dari Gaza dan 84 menit dari Lebanon.
Dengan ambulans/kendaraan darat, waktu rata-rata adalah 91 menit dari Gaza dan 111 menit dari Lebanon.