Mesir Menyambut Baik Gencatan Senjata di Lebanon, Harus Jadi Awal Setop Perang Israel di Gaza
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pada hari Rabu bahwa Kairo menyambut baik gencatan senjata di Lebanon,
Editor: Muhammad Barir
Mesir Menyambut Baik Gencatan Senjata di Lebanon, Harus Jadi Awal Setop Perang Israel di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pada hari Rabu bahwa Kairo menyambut baik gencatan senjata di Lebanon, dan menyatakan bahwa hal itu “akan berkontribusi pada dimulainya fase deeskalasi di wilayah tersebut.”
Pernyataan tersebut menekankan pentingnya menghormati kedaulatan Lebanon, dan perlunya upaya untuk menyelesaikan seluruh lembaga negara, termasuk kepresidenan, tanpa adanya perintah eksternal.
Dia menambahkan bahwa perjanjian gencatan senjata di Lebanon harus menjadi awal untuk menghentikan perang Israel di Gaza, dan perlunya mencapai gencatan senjata segera dan akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Dalam pernyataannya, Mesir menyerukan “proses politik yang serius, dalam jangka waktu tertentu, yang mengarah pada pembentukan negara Palestina di seluruh wilayah nasional Palestina dan diakhirinya pendudukan.”
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon mulai berlaku pada pukul empat pagi waktu setempat.
Israel telah memperluas perang yang dilancarkannya terhadap Jalur Gaza hingga mencakup Lebanon dalam beberapa waktu terakhir, dan telah membunuh banyak pemimpin senior kelompok Hizbullah, yang telah saling baku tembak sejak Oktober 2023.
Warga Lebanon Kembali ke Rumah Bikin Israel Marah
Media Israel secara luas meliput kembalinya warga Lebanon ke Lebanon Selatan, meskipun ada peringatan dari juru bicara militer, Avichay Adraee.
Begitu kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, banyak warga Lebanon yang mengungsi secara paksa mulai pulang ke rumah.
Beberapa saat setelah kesepakatan tersebut dilaksanakan, juru bicara militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa pasukan pendudukan Israel tetap ditempatkan di Lebanon Selatan, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata, dan memperingatkan warga Lebanon untuk tidak kembali ke desa-desa di sepanjang perbatasan Palestina yang diduduki, dengan mengatakan bahwa mereka [pasukan pendudukan] akan memberi tahu mereka kapan harus kembali.