Anggaran Perang Israel Kacau Balau, Angkatan Udara Zionis Sampai Pakai Pesawat Tempur Tua
Angkatan Udara Israel menghadapi tantangan besar dan bahaya. Hal ini karena pengaruh anggaran negara zionis yang terbatas.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Israel tengah menghadapi tantangan luar biasa di militer angkatan udaranya.
Hal itu dilaporkan membuat angkatan udara Israel dalam bahaya, termasuk berpengaruh pada ketersediaan bom udara ke permukaan.
Menurut surat kabar Israel Maariv, armada pesawat tempur tua milik Israel kini dianggap telah kelelahan setelah ribuan jam terbang selama perang, melampaui semua kerangka waktu pengerahan reguler.
Kawanan helikopter Apache juga dalam kondisi sangat buruk.
Surat kabar itu menunjukkan bahwa pola operasional yang diikuti oleh Israel selama perang akan memaksanya untuk terus maju dengan membeli sejumlah pesawat baru, dengan fokus pada perolehan model F-15 dan F-35.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan pembatasan bantuan yang diberikan kepada "Israel dan menunda pembelian bom serta rudal untuk helikopter.
Pemerintah Israel juga mencegah pengiriman helikopter Apache bekas untuk membantu sementara sistem pertahanan Angkatan Udara.
Maariv juga mencatat bahwa pembatasan tersebut bukan solusi atau akhir.
Anggaran Israel Terbatas
Sementara itu sumber keamanan Israel memperkirakan bahwa Angkatan Udara Israel akan mempercepat proses untuk melengkapi dan memperluas kemampuan udaranya.
Ekspansi alutsista tersebut mencakup pembelian sekitar 100 unit F-35, 100 unit F-15, dan lima puluh jet F-16 tambahan.
Jika militer Israel memutuskan untuk membeli pesawat sebanyak ini, mereka juga akan diwajibkan membeli setidaknya enam helikopter angkut berat tambahan, sebagai tambahan terhadap 12 helikopter yang telah diminta untuk menggantikan armada helikopter militer tua yang saat ini beroperasi.
Mengingat kekurangan yang signifikan di angkatan udara , sumber keamanan Israel menyatakan bahwa masalah terbesar bukanlah hanya kekurangan itu sendiri, tetapi anggaran Israel terbatas.
Bahkan terdapat pernyataan "seseorang harus menjadi pesulap untuk memenuhi kebutuhan."
Masalah kedua adalah jadwal jalur produksi, yang diisi dengan daftar pembeli."