Menlu Spanyol Jose Manuel Albares: Timur Tengah Butuh Perdamaian Bukan Pasokan Senjata
Spanyol menghentikan penyediaan senjata kepada "Israel" pada Oktober 2023, bertepatan dengan dimulainya perang di Gaza.
Editor: Muhammad Barir
Pada akhir Oktober, Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengumumkan pembatalan kontrak pembelian amunisi dari perusahaan Israel, yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk mencakup akuisisi sekaligus penjualan ke "Israel."
Stasiun radio Spanyol Cadena SER menyatakan bahwa Spanyol menghentikan penyediaan senjata kepada "Israel" pada Oktober 2023, bertepatan dengan dimulainya perang Gaza dan bahwa pemerintah telah menegaskan kembali janjinya untuk tidak memberikan senjata kepada pendudukan.
Spanyol tingkatkan pendanaan ICC, dukung kasus genosida ICJ terhadap 'Israel'
Spanyol pada hari Kamis mengumumkan peningkatan pendanaan sebesar €1,6 juta ($1,7 juta) untuk Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, yang menegaskan kembali komitmennya untuk menegakkan hukum internasional menyusul dikeluarkannya surat perintah penangkapan oleh pengadilan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Keamanan Yoav Gallant.
Pemerintah Spanyol juga menyuarakan dukungan terhadap kasus genosida Afrika Selatan terhadap "Israel" di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ).
"Kami ingin hukum internasional, bukan impunitas, yang berlaku," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares kepada parlemen, seraya mencatat bahwa Spanyol sekarang termasuk dalam 10 penyumbang keuangan teratas ICC.
Albares lebih lanjut menekankan bahwa kekerasan di Gaza dan Lebanon memiliki dampak global, menyerukan Uni Eropa untuk mengkaji ulang hubungannya dengan "Israel," dan mengumumkan bantuan tambahan sebesar €4 juta untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina ( UNRWA ), yang digambarkan Albares sebagai "faktor penstabil" di kawasan tersebut.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari strategi Madrid yang lebih luas untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
Albares menegaskan kembali pendirian Spanyol terhadap perang, menganjurkan gencatan senjata di Gaza, pengembalian tawanan Israel, dan pengakuan negara Palestina yang merdeka.
Ia menepis tuduhan Spanyol menjual senjata ke "Israel" atau memfasilitasi pengiriman senjata melalui pelabuhannya, dan menyebut klaim tersebut sebagai "misinformasi."
Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya pengawasan terhadap kejahatan perang Israel di Gaza, tempat genosida yang sedang berlangsung telah mengakibatkan lebih dari 44.000 kematian, sebagian besar di antaranya wanita dan anak-anak, dan lebih dari 104.000 luka-luka.
"Perdamaian di Timur Tengah akan terwujud karena masa depan yang stabil tidak dapat dicapai dengan kekerasan permanen," kata Albares, seraya mendesak masyarakat internasional untuk bertindak.
Ia mengakhiri dengan menekankan perlunya Spanyol dan Uni Eropa untuk mempromosikan dialog dan upaya kemanusiaan, guna memastikan bahwa jalan menuju perdamaian tidak melalui jalan yang terlalu menyakitkan.
SUMBER: AL MAYADEEN