Pasukan Suriah dan Rusia Melancarkan Serangan untuk Hentikan Perluasan Faksi Perlawanan di Suriah
Pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan pada Senin (1/12/2024) di daerah-daerah yang dikuasai oleh faksi-faksi bersenjata di barat laut Suriah
Editor: Muhammad Barir
Pasukan Suriah dan Rusia Melancarkan Serangan untuk Hentikan Perluasan Faksi Perlawanan di Suriah
TRIBUNNEWS.COM- Pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan pada Senin (1/12/2024) di daerah-daerah yang dikuasai oleh faksi-faksi bersenjata di barat laut Suriah untuk menghentikan perluasan perlawanan dari faksi-faksi tersebut.
Damaskus berusaha untuk mendapatkan kembali situs-situs yang direbut oleh Hay'at Tahrir al-Sham dan kelompok-kelompok yang bersekutu dengannya di Suriah dalam serangan besar-besaran itu dimulai minggu lalu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa serangan tersebut menargetkan beberapa daerah, termasuk kota Idlib dan sebuah kamp pengungsi di utara, menewaskan 11 warga sipil, termasuk 5 anak-anak dan dua wanita, dan melukai puluhan lainnya.
Pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi mulai menarik diri dari wilayah yang mereka kendalikan di sektor timur laut kota Aleppo, berdasarkan perjanjian dengan faksi bersenjata yang mengizinkan warga sipil untuk berangkat ke wilayah yang dikuasai Kurdi di timur laut Suriah.
Dalam konteks terkait, terdapat laporan yang bertentangan mengenai masuknya faksi Irak ke Suriah.
Meskipun Reuters mengutip “sumber senior” di militer Suriah bahwa puluhan pejuang dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak, yang bersekutu dengan Iran, menyeberang dari Irak ke Suriah, Kementerian Dalam Negeri Irak membantah hal tersebut.
Dan pihak berwenang Irak mengonfirmasi kekuatan pasukan di perbatasan dengan Suriah Tanpa adanya infiltrasi kelompok bersenjata antara kedua negara.
Ukraina: Rusia & Iran Harus Bertanggung Jawab Terkait Memburuknya Situasi di Suriah, Begini Katanya
Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia dan Iran bertanggung jawab atas situasi yang memburuk di Suriah.
Tempat di mana Hay’at Tahrir al-Sham dan faksi-faksi sekutunya telah menguasai sebagian besar wilayah yang berada di bawah kendali pemerintah Suriah.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Moskow dan Teheran terutama bertanggung jawab atas memburuknya situasi keamanan di Suriah,” mengecam “kejahatan keji” yang dilakukan oleh Damaskus, Moskow dan Teheran yang “tidak membawa apa-apa selain kematian, penderitaan dan kehancuran,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina menurut Agence France-Presse.
Rusia dan Iran Harus Bertanggung jawab atas eskalasi di Suriah
Penderitaan warga Suriah merupakan konsekuensi dari kekuasaan rezim Bashar al-Assad, yang telah mengubah negara tersebut menjadi tempat uji coba bagi tindakan rezim bersama Rusia dan Iran, menurut layanan pers Kementerian Luar Negeri Ukraina.
"Negara Suriah tengah mengalami fase perang baru yang berbahaya, yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak terduga bagi perdamaian dan keamanan regional. Selama tiga belas tahun perang di Suriah telah membawa penderitaan dan kepedihan yang luar biasa bagi rakyatnya. Lebih dari setengah juta warga Suriah telah terbunuh, dan jutaan orang telah menjadi pengungsi dan terlantar di dalam negeri," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Kementerian tersebut menekankan bahwa penderitaan dan kesulitan yang dialami rakyat Suriah adalah akibat dari rezim Bashar al-Assad, yang selama puluhan tahun tidak hanya menjalankan kebijakan kejam untuk menekan rakyatnya sendiri, tetapi juga mengubah Suriah menjadi tempat uji coba bagi rezim bersama rezim Rusia, Iran, dan pasukan proksi mereka, termasuk Hizbullah.
Mengingat bahwa pada tahun 2016, Assad mengakui aneksasi Rusia atas Krimea, dan setelah invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, ia membantu Rusia dengan mengirimkan tentara bayaran untuk berperang melawan Ukraina.
"Kerja sama militer-teknis yang semakin erat antara Rusia dan Iran telah mengganggu stabilitas situasi keamanan di Eropa dan Timur Tengah. Moskow dan Teheran bertanggung jawab utama atas memburuknya situasi keamanan di Suriah. Kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh rezim Assad, Putin, dan Ayatollah Iran terhadap warga Suriah telah membahayakan kelangsungan hidup Suriah sebagai negara yang bersatu dan merdeka," tegas Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa otoritas Rusia dan Iran terus melakukan upaya untuk mempertahankan kendali atas rezim Suriah.
Serangan pemberontak di Suriah
Minggu lalu, pemberontak Suriah, yang dipimpin oleh kelompok Islamis dari Hayat Tahrir al-Sham, melancarkan serangan terhadap Aleppo , kota terbesar kedua di negara itu. Rezim Bashar al-Assad berusaha menghentikan kemajuan oposisi dengan dukungan dari pasukan Rusia.
Kemarin, dilaporkan bahwa pemberontak Suriah telah sepenuhnya menguasai Aleppo.
Menurut Reuters, Kremlin menjanjikan Assad dukungan militer tambahan, yang dapat dikirim ke Suriah dalam 72 jam ke depan.
Selain itu, Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia menderita kerugian selama pertempuran di Suriah .
Disebutkan pula bahwa diktator Suriah Assad memecah kesunyian mengenai situasi di negara itu di tengah serangan pemberontak.
Ia menyatakan bahwa Damaskus mengandalkan bantuan sekutu-sekutunya untuk menghalau kemajuan pasukan antipemerintah.
SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, NEWS UKRAINE