Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1014: Ukraina Optimis, Gabung dengan NATO akan Hapus Ambisi Rusia
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1014: Ukraina optimis bahwa bergabung dengan NATO akan menghapus ambisi Rusia untuk melancarkan perang di Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1014 pada Selasa (3/12/2024).
Pada pukul 03.00 waktu setempat, 11 drone serang Rusia terdeteksi di sebagian besar berlokasi di wilayah barat Ukraina.
Pada pukul 05.00 waktu setempat, lima drone Rusia terakhir berlokasi di wilayah Kiev di utara dan barat wilayah tersebut, seperti diberitakan Telegraph.
NATO Kemungkinan Abaikan Permintaan Keanggotaan Ukraina
NATO kemungkinan besar tidak akan mengindahkan seruan Ukraina untuk mengundang keanggotaan dalam pertemuan pada hari Selasa (3/12/2024).
"Butuh waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencapai konsensus," kata seorang diplomat senior NATO pada hari Senin (2/12/2024), menurut laporan Reuters.
"Saya tidak melihat itu akan terjadi besok, saya akan sangat terkejut," lanjutnya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan berada di Brussels pada hari Selasa (3/12/2024) dan Rabu (4/12/2024) untuk pertemuan tingkat tinggi terakhir para menteri luar negeri NATO sebelum Donald Trump mengambil alih jabatan presiden Amerika Serikat (AS) dari Joe Biden.
Menlu Ukraina: Bergabung dengan NATO akan Hapus Ambisi Rusia
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha mengirim surat kepada rekan-rekannya di NATO menjelang pertemuan aliansi tersebut.
Ia mengatakan undangan NATO untuk Ukraina akan menghapus salah satu argumen utama Rusia untuk melancarkan perangnya yaitu, mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.
Baca juga: Mantan Menlu Austria Karin Kneissl : Barat Telah Memainkan Permainan Kotor di Ukraina dan Suriah
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mulai mendorong dalam beberapa hari terakhir agar bagian Ukraina yang bebas ditempatkan di bawah “payung NATO” untuk mengakhiri pertempuran, dengan mengatakan ia kemudian akan mengupayakan pengembalian wilayah yang diduduki Rusia melalui cara-cara diplomatik.
Inggris: Sebelum Ada Negosiasi, Ukraina Harus Perkuat Posisi di Hadapan Rusia
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengatakan bahwa meningkatkan dukungan untuk Ukraina sangat penting untuk menguatkan posisi Ukraina untuk perundingan damai.
Keir Starmer mengakui dengan tegas bahwa perang dapat diakhiri melalui negosiasi, seperti diberitakan The Guardian.
“Kita harus terus mendukung Ukraina dan melakukan apa pun untuk mendukung pembelaan diri mereka selama diperlukan … untuk menempatkan Ukraina pada posisi terkuat untuk perundingan sehingga mereka dapat mengamankan perdamaian yang adil dan abadi sesuai dengan ketentuan mereka yang menjamin keamanan, kemerdekaan mereka – dan hak untuk memilih masa depan mereka sendiri,” kata Keir Starmer, pada Senin.
Sebelumnya, juru bicara majelis tinggi Rusia, Valentina Matviyenko, mengatakan ia mengharapkan perundingan damai Rusia-Ukraina tahun depan.
Kepala Pertahanan AS dan Ukraina Bahas Situasi Perang
Kepala pertahanan AS dan Ukraina membahas penggunaan rudal balistik baru oleh Rusia, persiapan untuk pertemuan donor senjata berikutnya dan rencana bantuan militer Washington tahun depan.
Pertemuan itu terjadi saat AS mengatakan akan mengirim Kyiv rudal, amunisi, ranjau antipersonel, dan senjata lainnya senilai 725 juta dolar.
"Panggilan itu juga difokuskan pada perencanaan strategis untuk tahun 2025, khususnya mengenai pasokan senjata, peralatan, dan perlengkapan unit kami," kata Menteri pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, pada Senin.
Rustem Umerov mengatakan dia dan menteri pertahanan AS, Lloyd Austin, membahas persiapan untuk pertemuan mendatang kelompok Ramstein, aliansi NATO, Uni Eropa, dan negara-negara yang telah mendukung Kyiv.
Jubir Militer Ukraina Klaim Rusia Tembakkan 60 Rudal Balistik dari Korea Utara
Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan kepada Radio Free Europe/Radio Liberty bahwa Rusia telah menembakkan sedikitnya 60 rudal balistik yang dipasok Korea Utara selama perang.
"Pada prinsipnya, akurasinya tidak terlalu tinggi. Kami memahami bahwa teknologi yang digunakan untuk memproduksi rudal tersebut sudah ketinggalan zaman," kata Andrii Cherniak, menjawab pertanyaan tentang kemungkinan penggunaan rudal balistik KN-23 oleh Rusia.
Menlu Jerman Peringatkan China agar Berhenti Dukung Rusia
Menteri luar negeri Jerman, Annalena Baerbock, memperingatkan mitranya dari China bahwa dukungan Beijing terhadap Rusia akan memengaruhi hubungan dan sebaliknya mendesak China untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina.
“Presiden Rusia tidak hanya menghancurkan tatanan perdamaian Eropa kita melalui perangnya melawan Ukraina, tetapi sekarang menyeret Asia ke dalamnya melalui Korea Utara,” katanya dalam jumpa pers.
“Karena itu, mitra saya dari China dan saya telah membahas secara mendalam bahwa ini juga tidak akan menguntungkan China," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)