Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yunani Bantah Kirim Sistem S-300 Buatan Rusia ke Ukraina, Mengapa Negara NATO Bisa Punya S-300?

Sebelumnya, pada awal tahun ini Yunani dikabarkan telah sepakat untuk mengirimkan S-300 buatan Rusia ke Ukraina.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Yunani Bantah Kirim Sistem S-300 Buatan Rusia ke Ukraina, Mengapa Negara NATO Bisa Punya S-300?
Vitaly V. Kuzmin (CC BY-SA 4.0)
Sistem pertahanan A S-300V buatan Rusia. Yunani dirumorkan berencana mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia dan Patriot buatan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COMYunani dirumorkan berencana mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia dan Patriot buatan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina.

Namun, rumor itu dibantah oleh Pavlos Marinakis yang menjadi juru bicara pemerintah Yunani.

“Pastinya tidak ada rencana seperti itu, saya membantahnya mentah-mentah,” kata Marinakis, Senin pagi, (1/12/2024), dikutip dari To Vima.

Sebelumnya, pada awal tahun ini Yunani dikabarkan telah sepakat untuk mengirimkan S-300 ke Ukraina.

Eurasian Times menyebut Yunani memang memiliki S-300 kendati negara itu merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan bukan bekas negara Uni Soviet.

Ukraina sendiri sebagai negara pecahan Uni Soviet memiliki banyak S-300P. Akan tetapi beberapa di antaranya sudah hancur karena serangan Rusia.

Bahkan, ada laporan yang menyebutkan bahwa Ukraina mulai kehabisan rudal S-300.

Berita Rekomendasi

Pada bulan Februari 2023 bocor sebuah dokumen dari Kementerian Pertahanan AS yang mengklaim stok rudal S-300 akan “habis tak bersisa” pada awal Mei.

Sementara itu, beberapa hari lalu Yunani dilaporkan tak jadi mengirimkan S-300 ke Ukraina. Sebagai gantinya, Yunani akan mengiriman sistem pertahanan itu ke Armenia.

Kabar itu muncul bersamaan dengan adanya rumor bahwa Yunani berencana merakit sistem pertahanan udara berlapis terbaru dengan bantuan Israel.

Greek City Times berujar Yunani akan mengirimkan S-300PMU dan Osa-AK dan Tor-M1 ke Yerevan, Ibu Kota Armenia.

Baca juga: Serangan Rudal Iskander dan S-300 di Kharkov, Zelensky: Bukti Ukraina Harus Tembak Rusia Lebih Dalam

Sebelumnya, Yunani ingin mengirimkan S-300 ke Ukraina dan sebagai gantinya akan menerima sistem pertahanan Patriot di Kreta.

Akan tetapi, keinginan itu tak bisa diwujudkan lantaran kurangnya persediaan Patriot di negara-negara Barat.

Di samping itu, Ukraina dilaporkan mulai tak berminat mendapatkan S-300 setelah menerima peralatan militer dari Barat yang lebih canggih.

Mengapa Yunani bisa punya S-300?

S-300 milik Yunani didapatkan negara itu pada akhir 1990-an.

Awalnya S-300 itu dipesan oleh Siprus yang pada tahun 1997 hingga 1998 terlibat ketegangan dengan Turki.

Turki mengancam akan menyerang setelah Siprus jika tidak mengembalikan S-300 kepada Rusia.

Siprus enggan memenuhi permintaan Turki karena pembelian S-300 itu merupakan upaya Siprus untuk mengembangkan sistem pertahanan udaranya.

Di sisi lain, Turki hampir tiap hari masuk ke zona udara Siprus tahun 1995. Oleh karena itu, Siprus memesan S-300 untuk melindungi kedaulatan udaranya.

Ketika pembelian S-300 itu terungkap, Turki ternyata memesan rudal dari Israel yang bisa digunakan untuk menghancurkan S-300.

Karena takut ancaman Turki dalam konflik Siprus bisa menyeret Yunani, negara-negara Barat mulai meminta penghentian pemasangan S-300 di Siprus.

Siprus sendiri menyatakan S-300 akan batal dipasang jika Turki bersedia untuk tidak melanggar lagi kedaulatan udara Siprus. Namun, Turki menolaknya.

Kemudian, pada bulan Desember 1998 pemerintah Siprus memutuskan S-300 itu akan dipindahkan ke Kreta, Yunani, demi mengindari risiko politik. Sebagai gantinya, Siprus akan mendapatkan senjata lain dari Yunani.

Karena takut menghadapi risiko dan mempertaruhkan reputasinya dalam politik Eropa, Siprus tak langi ngotot mendapatkan S-300.

Pada tahun 2007 sistem pertahanan tersebut dijual secara permanen kepada Yunani.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas