Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad Terancam Sendiri Hadapi Pemberontak Suriah, di Mana Sekutunya?
Saat pemberontak melancarkan serangan mendadak, pemimpin Suriah terancam sendirian, lantas di mana sekutunya?
Penulis: Nuryanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pemberontak di Suriah selatan dilaporkan telah merebut sebagian besar wilayah Deraa, yang menjadi tempat lahirnya pemberontakan tahun 2011 melawan Presiden Bashar al-Assad.
Saat pemberontak melancarkan serangan mendadak yang dengan cepat merebut tidak hanya Aleppo, tetapi juga kota penting Hama dan serangkaian kota lain di barat laut negara itu, pemimpin Suriah terancam sendirian.
Terakhir kali Presiden Suriah Bashar Assad menghadapi masalah serius yakni pada 10 tahun lalu, pada puncak perang saudara di negara itu.
Ketika itu pasukannya kehilangan kendali atas sebagian kota terbesar, Aleppo, dan lawan-lawannya mendekati ibu kota, Damaskus.
Saat itu, ia diselamatkan oleh pendukung internasional utamanya, Rusia, dan sekutu regional lamanya, Iran, yang bersama dengan milisi Hizbullah yang kuat di Lebanon.
Negara-negara itu membantu pasukan Assad merebut kembali Aleppo, sehingga perang benar-benar menguntungkannya.
Namun, kini Rusia disibukkan dengan perangnya di Ukraina.
Kemudian, Hizbullah, yang pada suatu waktu mengirim ribuan pejuangnya untuk memperkuat pasukan Assad, telah dilemahkan oleh konflik selama setahun dengan Israel.
Sementara itu, Iran telah melihat proksinya di seluruh wilayah tersebut terdegradasi oleh serangan udara Israel.
"Hari-hari dan minggu-minggu mendatang akan menjadi sangat penting dalam menentukan apakah serangan pemberontak menimbulkan ancaman eksistensial terhadap rezim Assad atau apakah rezim tersebut berhasil mendapatkan kembali pijakannya dan memukul mundur perolehan pemberontak baru-baru ini," kata Mona Yacoubian, seorang analis di United States Institute for Peace, dilansir AP News.
“Meskipun melemah dan teralihkan, sekutu Assad tidak mungkin menyerah begitu saja terhadap serangan pemberontak,” tulisnya dalam sebuah analisis.
Baca juga: Komandan FSA Jamin Hubungan Damai dengan Israel Jika Presiden Suriah Digulingkan
Pemberontak Suriah Menguasai Sebagian Besar Wilayah
Pemantau perang yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa "faksi lokal" berhasil menguasai banyak lokasi militer di sana setelah "pertempuran sengit" dengan pasukan pemerintah.
Menurut kantor berita Reuters, sumber pemberontak mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan agar tentara ditarik dan pejabat militer diberi perjalanan aman ke ibu kota, Damaskus - sekitar 100 km (62 mil) jauhnya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan pemberontak di selatan sekarang menguasai lebih dari 90 persen wilayah Deraa dan hanya wilayah Sanamayn yang masih berada di tangan pemerintah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.