2000 Tentara Ukraina Dilaporkan Terpapar Senjata Kimia Rusia Sejak Awal Konflik, 3 Meninggal Dunia
Militer Ukraina membagikan penghitungan resmi korban senjata kimia dari tiga tahun terakhir invasi besar-besaran Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Dalam perkembangan terbaru konflik antara Rusia dan Ukraina, drone Ukraina melancarkan beberapa serangan di dalam wilayah Rusia pada Sabtu (14/12/2024) dini hari.
Drone Ukraina menyerang fasilitas infrastruktur yang menyimpan bahan bakar di wilayah Oryol, Rusia tengah, menyebabkan kebakaran dan memecahkan jendela-jendela rumah di sekitarnya, lapor The Guardian.
Gubernur Oryol, Andrei Klychkov, menyatakan pada Sabtu pagi bahwa "serangan besar-besaran" di lokasi infrastruktur tersebut mengakibatkan kebakaran bahan bakar.
Sementara itu, Gubernur wilayah Krasnodar, Vladimir Kondratyev, mengungkapkan bahwa pertahanan udara Rusia berhasil menghancurkan beberapa drone Ukraina di wilayah selatan dan timur Rusia.
Satu drone dilaporkan memecahkan jendela-jendela rumah di sebuah desa, namun tidak ada korban luka.
Gubernur wilayah Bryansk, Alexander Bogomaz, mengatakan bahwa pertahanan udara Rusia menghancurkan tujuh drone di wilayah perbatasan utara Ukraina.
Di wilayah Belgorod, Gubernur Vyacheslav Gladkov menyatakan serangan Ukraina menghantam dua desa, menyebabkan satu warga terluka dan memicu kebakaran di salah satu rumah.
Serangan drone Ukraina ini terjadi satu malam setelah Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas energi Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Rusia menggunakan 93 rudal dan lebih dari 200 pesawat nirawak dalam serangan pada hari Jumat.
Ia juga mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh 81 rudal, termasuk 11 yang ditembak jatuh oleh pesawat F-16.
Pejabat setempat melaporkan bahwa enam fasilitas energi rusak di wilayah barat Lviv, yang berbatasan dengan Polandia.
Baca juga: Negara-negara Barat Membungkam Seruan untuk Diplomasi di Ukraina
Menurut sumber industri yang berbicara kepada Reuters, serangan tersebut menargetkan gardu listrik, dan jumlah serangan terhadap infrastruktur gas lebih banyak dibandingkan dengan serangan sebelumnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)