Inggris Melobi HTS, Janji Beri Bantuan 50 Juta Poundsterling ke Warga Suriah
Setelah rezim Assad jatuh, Inggris menghubungi oposisi Suriah, HTS, dan akan memberi bantuan 50 juta poundsterling ke warga Suriah yang membutuhkan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
"Mereka mengatakan hal yang benar sekarang, tetapi seiring dengan tanggung jawab yang lebih besar yang mereka pikul, kami akan menilai bukan hanya kata-kata mereka tetapi juga tindakan mereka," kata Joe Biden, Minggu (8/12/2024) setelah HTS menggulingkan rezim Assad.
Jatuhnya Rezim Assad
Kekuasaan rezim keluarga Assad dari Partai Ba'ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut ibu kota Suriah, Damaskus.
Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.
Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani (nama asli: Ahmed Al-Sharaa), mendeklarasikan jatuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).
Assad dan keluarganya dikabarkan kabur ke luar negeri, namun keberadaannya belum diketahui.
Tumbangnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.
Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.
Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)