Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bashar al-Assad Dilaporkan Sudah Mengangkut Rp3,9 Triliun Kekayaannya dari Suriah ke Rusia

Bashar al-Assad dilaporkan sudah menerbangkan uang tunainya dari Suriah ke Rusia, dua ton uang kertas 100 dollar dan 500 euro diangkut 2 kali.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Yurika NendriNovianingsih
zoom-in Bashar al-Assad Dilaporkan Sudah Mengangkut Rp3,9 Triliun Kekayaannya dari Suriah ke Rusia
Kolase Tribunnews/TASS
Kolase foto Vladimir Putin dan Bashar al-Assad 

Hubungan tersebut semakin erat ketika perusahaan-perusahaan Rusia terlibat dalam rantai pasokan fosfat Suriah.

Antara Maret 2018 dan September 2019, transfer uang tunai dalam jumlah besar terjadi antara kedua negara, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga saat itu.

Namun, tidak ada catatan bahwa bank-bank Rusia menerima uang kertas senilai $250 juta dalam dua tahun tersebut, kata laporan Financial Times.

Hal itu terjadi diduga karena Assad dan rekan dekatnya mengambil alih kendali pribadi atas bagian-bagian penting ekonomi yang hancur di Suriah.

Assad dan para pembantunya juga menghasilkan uang dari perdagangan narkoba internasional dan penyelundupan bahan bakar, kata laporan itu, mengutip pejabat AS.

Captagon, Stimulan Sintetis yang Jadi "Tambang Emas" Rezim al-Assad di Suriah

Captagon dan Bashar al-Assad
Captagon dan Bashar al-Assad (Channel 4 News)

Mengutip ABC News, Suriah disebut-sebut sebagai pemasok Captagon terbesar di dunia.

Captagon adalah pil stimulan sintetis fenethylline atau fenetylline yang sangat populer di Timur Tengah.

Berita Rekomendasi

Menurut Laporan Obat Dunia dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan tahun lalu, wilayah asal utama untuk pengiriman Captagon adalah Suriah dan Lebanon.

Laporan tersebut mengasumsikan bahwa semua penyitaan pil jenis amfetamin yang dilaporkan di subwilayah tersebut adalah Captagon.

Penyitaan obat-obatan itu meningkat dua kali lipat dari tahun 2020, mencapai rekor tertinggi 86 ton pada tahun 2021.

Caroline Rose, yang mempelajari perdagangan Captagon di lembaga pemikir New Lines Institute yang berpusat di Washington, mengatakan kepada ABC News bahwa obat tersebut secara keliru dianggap tidak berbahaya.

Baca juga: Move On dari Rezim Assad, Uni Eropa dan AS Mulai Jalin Hubungan dengan HTS dan Al-Julani

Karenanya, Captagon tidak menimbulkan stigma seperti obat-obatan terlarang seperti kokain atau ekstasi.

Captagon juga bereda di negara-negara yang melarang alkohol karena haram.

"Pil itu membuat Anda merasa tak terkalahkan," kata Rose.

"Obat itu mencegah rasa lapar dan membantu Anda terjaga hingga larut malam."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas