Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1028: Zelensky Sebut Rusia Bakar Mayat Tentara Korea Utara di Kursk
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1028: Presiden Ukraina Zelensky sebut Rusia bakar wajah mayat tentara Korea Utara di Kursk untuk menghilangkan jejak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Sebelumnya, mereka dilarang menampakkan wajah saat latihan, dan video bukti kehadiran mereka dicoba dimusnahkan.
AS: Masuknya Tentara Korea Utara ke Ukraina Dianggap sebagai Eskalasi Perang
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller mengatakan kemungkinan pengerahan pasukan Korea Utara ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam permusuhan akan dianggap oleh AS sebagai peningkatan eskalasi konflik.
Matthew Miller mengomentari laporan kematian militer Korea Utara dan mereka yang ditempatkan di wilayah Kursk adalah target yang sah karena mereka berpartisipasi dalam perang dan dapat diserang oleh pasukan Ukraina sebagai kombatan.
"Amerika Serikat mengetahui kematian sebagian militer Korea Utara di medan perang di wilayah Kursk. Dan jika mereka melintasi perbatasan dengan Ukraina, ini akan dianggap sebagai eskalasi tambahan oleh pemerintah Rusia, serta pemerintah Korea Utara,” tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti diberitakan Ukrinform.
Sebelumnya, perwakilan Departemen Pertahanan AS, Jenderal Patrick Ryder, mengatakan tentara Korea Utara bisa saja tewas di wilayah Kursk.
12 Negara Eropa akan Lawan Armada Bayangan Rusia
Selama pertemuan puncak para pemimpin JEF di Tallinn, 12 negara Eropa menyetujui langkah-langkah untuk menghentikan dan menghalangi kapal armada bayangan Rusia.
Mereka adalah Denmark, Estonia, Finlandia, Jerman, Islandia, Latvia, Lituania, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia dan Inggris.
"Rusia menggunakan 'armada bayangan' untuk menghindari sanksi dan mengurangi dampaknya terhadap Rusia. Dua belas negara telah sepakat untuk menghentikan 'armada bayangan' Rusia untuk mencegah operasi ilegal dan meningkatkan pengeluaran Rusia untuk perang melawan Ukraina," kata pernyataan itu.
Menurut Perdana Menteri Estonia, Kristen Michal, armada bayangan Rusia merupakan ancaman terhadap keamanan, ekonomi, dan lingkungan Eropa.
“Mereka yang memilih untuk bekerja secara diam-diam harus menghadapi konsekuensinya. Kami mengambil tindakan terkoordinasi untuk menghalangi armada bayangan Rusia dan upaya mereka untuk menghindari sanksi,” tambah Michal.
Inggris, Denmark, Swedia, Polandia, Finlandia dan Estonia menginstruksikan otoritas maritim mereka untuk meminta bukti asuransi yang sesuai dari dugaan kapal bayangan yang melewati Selat Inggris, Selat Sabuk Besar Denmark, Selat Øresund antara Denmark dan Swedia, dan Teluk Finlandia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)