Cara Facebook membatasi pemberitaan di Gaza dan Tepi Barat
Media-media di Gaza dan Tepi Barat mengalami penurunan tajam pada interaksi pengguna asal Palestina di akun Facebook sejak Oktober…
Akun-akun ini juga mengunggah konten terkait aksi Israel, tetapi interaksi pengguna pada akun mereka meningkat hampir 37%.
Sebelumnya, Palestina dan organisasi-organisasi hak asasi manusia menuduh Meta gagal memoderasi aktivitas daring secara adil.
Sebuah laporan independen yang disusun pada tahun 2021 oleh tim yang ditugaskan perusahaan tersebut mengungkap bahwa hal ini tidak disengaja.
Laporan ini mengeklaim ketidaksengajaan ini disebabkan kelemahan para moderator dalam berbahasa Arab. Kata-kata dan frasa pada konten yang dimoderasi ditafsirkan sebagai menyinggung atau mengandung kekerasan, padahal sebenarnya tidak berbahaya.
Misalnya, frasa bahasa Arab "Alhamdulillah", yang berarti "Segala puji bagi Tuhan", terkadang diterjemahkan secara otomatis menjadi "Segala puji bagi Tuhan, teroris Palestina berjuang untuk kebebasan mereka".
Untuk mengetahui apakah hal ini menjelaskan faktor penurunan keterlibatan pembaca dengan media Palestina, BBC menganalisis akun-akun Facebook milik 30 media berbahasa Arab terkemuka yang berbasis di tempat lain, seperti Sky News Arabia dan Al-Jazeera.
Hasilnya akun-akun tersebut mengalami peningkatan interaksi pengguna rata-rata hampir 100%.
Meta menegaskan bahwa mereka tidak merahasiakan "tindakan kebijakan dan produk sementara" pada Oktober 2023.
Mereka mengeklaim menghadapi tantangan saat berupaya menyeimbangkan kebebasan berbicara, ketika terdapat fakta bahwa Hamas dikenai sanksi oleh Amerika Serikat dan ditetapkan sebagai organisasi berbahaya berdasarkan kebijakan Meta sendiri.
Raksasa teknologi itu juga mengatakan bahwa halaman yang secara eksklusif memuat tentang perang lebih rentan terdampak.
"Kami mengakui bahwa kami membuat kesalahan, tetapi kesimpulan bahwa kami sengaja menekan suara tertentu jelas salah," kata seorang juru bicara.
Dokumen Instagram yang bocor
BBC berbicara dengan lima mantan dan karyawan Meta saat ini tentang dampak kebijakan perusahaan mereka terhadap pengguna asal Palestina.
Satu sumber anonim, membagikan dokumen internal yang bocor tentang perubahan yang dilakukan pada algoritma Instagram.